Ilustrasi. Foto: MI/Adam Dwi.
Husen Miftahudin • 16 August 2025 13:00
Jakarta: Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menorehkan sejarah baru dengan berhasil bergerak di melewati level 8.000, diiringi rekor kapitalisasi pasar dan peningkatan signifikan aktivitas perdagangan di berbagai instrumen pasar modal.
Sekretaris Perusahaan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Kautsar Primadi Nurahmad menyampaikan, IHSG intraday tertinggi berhasil menyentuh level 8.017,068 sebelum ditutup di level 7.898,375 pada perdagangan Jumat, 15 Agustus 2025. Rekor penutupan IHSG tertinggi sebelumnya dicapai pada Kamis, 14 Agustus 2025 pada level 7.931,251. Kapitalisasi pasar saham juga mencapai rekor sebesar Rp14,315 triliun pada Kamis, 14 Agustus 2025.
Selain saham, perdagangan derivatif di pasar modal Indonesia juga mencatatkan rekor total volume tahunan tertinggi sepanjang sejarah sejak produk derivatif mulai diinisiasi. Rekor tersebut tercapai pada Kamis, 14 Agustus 2025, dengan total volume transaksi sebanyak 9.214 kontrak, meningkat 404 persen dibandingkan posisi akhir 2024.
"Pasar surat utang turut mencatatkan pencapaian positif. Hingga Kamis, 14 Agustus 2025, nilai transaksi surat utang melalui Sistem Penyelenggara Pasar Alternatif (SPPA) mencapai Rp697,14 triliun, meningkat 183,24 persen dibandingkan akhir 2024," ungkap Kautsar dikutip dari keterangan tertulis, Sabtu, 16 Agustus 2025.
Menurut Kautsar, pencapaian ini mencerminkan semakin kuatnya kepercayaan investor terhadap pasar modal Indonesia di tengah dinamika perekonomian global dan domestik. Hal ini sekaligus menjadi bentuk kontribusi nyata investor pasar modal bagi perekonomian nasional di momen HUT ke-80 Republik Indonesia (RI).
"Capaian ini juga tidak lepas dari peran strategis Pemerintah Indonesia dalam menjaga fundamental ekonomi yang kuat, serta memastikan kesinambungan pertumbuhan di tengah tantangan global. Kebijakan strategis yang telah diinisiasi telah menciptakan sentimen positif yang kuat dan meningkatkan kepercayaan pasar," papar dia.
Kinerja positif IHSG juga didorong oleh sinergi strategis antara BEI, para pelaku industri pasar modal, serta dukungan kebijakan dan program pemerintah yang konsisten dalam menciptakan iklim investasi yang kondusif.
Pemerintah, melalui Kementerian Keuangan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Self-Regulatory Organization (SRO) yang terdiri atas BEI, PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), serta PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), berkomitmen untuk terus memperkuat infrastruktur pasar modal, memperluas basis investor, serta meningkatkan literasi dan inklusi keuangan.
"Upaya tersebut diharapkan dapat menjaga momentum positif dan memastikan pertumbuhan pasar modal memberikan manfaat nyata bagi perekonomian nasional," tutur dia.
Baca juga: Investor Asing Berjubel Borong Saham Indonesia, IHSG Lompat Hampir 5% |