Donald Trump di Sidang Majelis Umum PBB. Foto: UNTV
Fajar Nugraha • 25 September 2025 17:58
New York: Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan pada Rabu 24 September 2025 bahwa Dinas Rahasia atau Secret Service sedang menyelidiki apa yang ia sebut sebagai “sabotase” di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Trump menuduh bahwa kerusakan eskalator, kegagalan teleprompter,dan masalah suara mengganggu penampilannya di badan dunia sehari sebelumnya.
Dalam unggahan di platform media sosial pribadinya, Truth Social, Trump mengungkapkan bahwa eskalator yang ia naiki bersama sang istri, Melania, “berhenti mendadak” saat menuju lantai utama, hingga nyaris membuat mereka terjatuh. Ia mendesak agar pihak yang dianggap bertanggung jawab segera ditangkap.
Selain itu, Trump menambahkan bahwa teleprompter sempat tidak berfungsi di awal pidatonya, dan sistem suara yang rusak membuat para pemimpin dunia di ruang sidang tidak dapat mendengar ucapannya dengan jelas.
"Bukan satu, bukan dua, tapi tiga peristiwa yang sangat mengerikan!" ujar Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, pada platform media sosial, Truth Social.
Pejabat PBB menjelaskan bahwa eskalator berhenti karena sistem keamanan otomatis yang aktif, sementara teleprompter dikendalikan langsung oleh Gedung Putih, bukan oleh PBB.
Menanggapi insiden tersebut, Trump menyebutnya sebagai “sabotase rangkap tiga” dan meminta PBB menyimpan rekaman kamera keamanan. Ia juga mendesak adanya penyelidikan, sambil menegaskan bahwa Dinas Rahasia Amerika Serikat kini tengah menyelidikinya.
Pejabat PBB segera menanggapi permintaan komentar atas seruan Trump untuk penyelidikan.
Pada Senin Juru Bicara PBB, Stephane Dujarric, mengatakan bahwa pembacaan unit pemrosesan pusat escalator menunjukkan bahwa eskalator tersebut “berhenti setelah mekanisme pengaman bawaan pada anak tangga sisir terpicu di bagian atas eskalator.”
Dujarric menjelaskan bahwa seorang videografer yang merekam kedatangan Trump bersama ibu negara berjalan mundur di atas eskalator.
“kemungkinan tanpa sengaja memicu fungsi keamanan,” ujar Juru Bicara PBB, Stephane Dujarric.
Sementara itu, seorang pejabat PBB mengatakan kepada Reuters pada Selasa bahwa teleprompter sepenuhnya dikendalikan oleh Gedung Putih, bukan oleh PBB.
Menanggapi klaim Trump bahwa sebagian delegasi tidak bisa mendengar pidatonya, pejabat tersebut menegaskan bahwa sistem suara di ruang sidang memang dirancang agar peserta dapat mendengarkan pidato yang diterjemahkan ke dalam enam bahasa melalui earphone.
(Muhammad Fauzan)