Iran Eksekusi Delapan Narapidana, Ribuan Lainnya Menunggu Hukuman Mati

Iran Eksekusi Delapan Narapidana, Ribuan Lainnya Menunggu Hukuman Mati

Fajar Nugraha • 7 March 2025 20:12

Teheran: Otoritas Iran kembali melaksanakan eksekusi mati terhadap delapan narapidana dalam beberapa hari terakhir di berbagai penjara di negara tersebut. Menurut laporan organisasi hak asasi manusia, ribuan tahanan lainnya saat ini masih berada dalam antrian hukuman mati, memperkuat posisi Iran sebagai salah satu negara dengan angka eksekusi tertinggi di dunia.

Berdasarkan laporan yang diterbitkan oleh kelompok aktivis HAM di Iran, lima eksekusi dilaksanakan di penjara di Tabriz dan Ardabil pada Kamis 6 Maret 2025, sementara tiga lainnya dilakukan di Hamadan, Qom, dan Qazvin.

Salah satu tahanan yang dieksekusi adalah Jalaal Ashkani, warga Hamadan, yang dihukum mati atas kasus narkotika setelah menjalani tahanan sejak 2020. Eksekusi dilakukan di Penjara Pusat Hamadan pada Rabu 5 Maret 2025.

Organisasi HAM lainnya juga melaporkan bahwa seorang narapidana bernama Iman Shokrallahzadeh  dari Takestan dieksekusi di Penjara Qazvin atas tuduhan pembunuhan. Sementara itu, Qasem Sarabi dari Qaleh Hasan Khan, Teheran, yang ditangkap tiga tahun lalu atas dakwaan narkotika, dihukum mati di Penjara Qom.


Eksekusi berlanjut di berbagai kota

Organisasi Hak Asasi Manusia Iran menyebutkan bahwa empat eksekusi lainnya terjadi di penjara di Tabriz dan Ardabil. Ali Watankhah dari Parsabad dan Hasan Fathi dari Hashtrud dieksekusi di Penjara Ardabil pada Kamis. Sementara itu, Ramin Alaei dan Mohammad Araqi, keduanya warga Tabriz yang telah menjalani hukuman sejak tiga tahun lalu, dieksekusi pada Sabtu di Penjara Tabriz.

Mohammad Araqi sebelumnya ditahan empat tahun lalu atas tuduhan pembunuhan sebelum akhirnya menerima hukuman mati.

Meskipun berbagai laporan mengenai eksekusi ini telah tersebar luas, otoritas Iran hingga kini belum mengonfirmasi atau memberikan pernyataan resmi mengenai kasus-kasus tersebut.


Kecaman terhadap lonjakan eksekusi

Pemerintah Iran sering kali tidak mengumumkan eksekusi yang dilakukan, kecuali dalam kasus tertentu yang digunakan sebagai bentuk peringatan publik. Kelompok-kelompok hak asasi manusia mengkritik eksekusi ini sebagai alat untuk menciptakan ketakutan di tengah masyarakat.

"Eksekusi yang terus berlangsung di Iran merupakan upaya sistematis pemerintah untuk menanamkan ketakutan di antara warga," ujar seorang aktivis HAM kepada media internasional, seperti dilansir Voice of America, Jumat 7 Maret 2025.

Peningkatan jumlah eksekusi ini terjadi di tengah meningkatnya gerakan anti-hukuman mati baik di dalam maupun luar Iran. Kampanye global “No to Execution” semakin menggalang dukungan untuk menekan pemerintah Iran agar mengakhiri praktik ini.

Menurut seorang sosiolog yang mengikuti tren eksekusi di Iran, saat ini sekitar 7.000 tahanan di negara tersebut berada dalam daftar tunggu hukuman mati. Para pengamat khawatir bahwa Iran akan terus meningkatkan eksekusi sebagai alat kontrol sosial di tengah ketidakstabilan politik dan ekonomi.

(Muhammad Reyhansyah)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Fajar Nugraha)