Thailand dan Kamboja Terlibat Baku Tembak di Perbatasan

Militer Kamboja yang melepaskan tembakan. Foto: The Bangkok Post

Thailand dan Kamboja Terlibat Baku Tembak di Perbatasan

Fajar Nugraha • 24 July 2025 11:44

Bangkok: Thailand dan Kamboja terlibat baku tembak di sepanjang perbatasan yang disengketakan setelah berminggu-minggu ketegangan. Pertempuran ini merupakan perkembangan terbaru dalam memburuknya hubungan yang telah menyebabkan Perdana Menteri Thailand diskors dari jabatannya karena penanganan sengketa.

Seperti dilansir militer kedua negara, bentrokan bersenjata telah meletus antara Thailand dan Kamboja di sepanjang wilayah perbatasan yang disengketakan. Saling menuduh sebagai pihak yang pertama melepaskan tembakan setelah berminggu-minggu ketegangan yang membara.

Dalam sebuah pernyataan, militer Thailand mengatakan pasukan Kamboja telah melepaskan tembakan di daerah dekat kuil Ta Moan Thom yang disengketakan, sekitar 360 km dari ibu kota Bangkok, pada Kamis pagi. Militer juga mengatakan Kamboja telah mengerahkan pesawat nirawak pengintai sebelum mengirim pasukan dengan senjata berat.

“Dua tentara Thailand terluka,” kata seorang juru bicara militer Thailand, seraya menambahkan bahwa Kamboja telah menggunakan beberapa senjata, termasuk peluncur roket, seperti dikutip Guardian, Kamis 24 Juli 2025.

Seorang juru bicara Kementerian Pertahanan Kamboja mengatakan bahwa telah terjadi serangan tak beralasan oleh pasukan Thailand dan pasukan Kamboja merespons dengan membela diri.

Mantan Perdana Menteri Kamboja yang berpengaruh, Hun Sen – dan ayah dari Perdana Menteri saat ini, Hun Manet – mengatakan bahwa dua provinsi di Kamboja telah diserang oleh militer Thailand. Dalam sebuah unggahan di laman Facebook-nya, Hun Sen menyerukan agar tetap tenang dan mendesak warga Kamboja untuk menaruh kepercayaan mereka kepada angkatan bersenjata dan pemerintah Kamboja.

Perdana Menteri Thailand Paetongtarn Shinawatra berbicara dalam konferensi pers setelah penangguhan jabatannya oleh Mahkamah Konstitusi negara tersebut pada hari Selasa.

Pejabat Perdana Menteri Thailand, Phumtham Wechayachai, mengatakan situasi di perbatasan Thailand sangat sensitif. "Kita harus berhati-hati," ujarnya kepada para wartawan. "Kita akan mematuhi hukum internasional."

Bentrokan terjadi setelah Thailand memanggil duta besarnya untuk Kamboja pada hari Rabu dan mengatakan akan mengusir utusan Kamboja di Bangkok, setelah seorang tentara Thailand kedua dalam kurun waktu seminggu kehilangan anggota tubuhnya akibat ranjau darat di wilayah yang disengketakan.

Thailand menyatakan ranjau darat telah ditempatkan di wilayah tersebut baru-baru ini, yang oleh Kamboja digambarkan sebagai tuduhan tak berdasar. Kamboja memiliki banyak ranjau darat sisa perang saudara puluhan tahun lalu, jumlahnya mencapai jutaan menurut kelompok penjinak ranjau.

Pemerintah Thailand juga telah memerintahkan penutupan semua pos pemeriksaan perbatasan di bawah yurisdiksi Tentara Kedua Thailand, kata partai berkuasa Pheu Thai.

"Turis dilarang keras memasuki wilayah perbatasan ini," katanya.

Hubungan antara kedua negara tetangga di Asia Tenggara ini telah memburuk tajam sejak Mei ketika seorang tentara Kamboja tewas dalam konfrontasi bersenjata di salah satu dari beberapa petak kecil tanah yang diklaim kedua negara sebagai wilayah mereka.

Semangat nasionalis di kedua belah pihak semakin memperkeruh situasi, dan Perdana Menteri Thailand, Paetongtarn Shinawatra, diberhentikan dari jabatannya pada 1 Juli untuk diselidiki atas kemungkinan pelanggaran etika atas penanganannya terhadap sengketa perbatasan.

Rincian panggilan telepon yang ia lakukan dengan Hun Sen dalam upaya meredakan konflik bocor, dengan para kritikus menuduhnya mengkhianati negaranya dan tunduk kepada Kamboja.

Banyak pos pemeriksaan perbatasan telah ditutup oleh salah satu pihak atau dioperasikan dengan pembatasan. Kamboja juga telah melarang film dan acara TV Thailand, menghentikan impor buah dan sayuran Thailand, dan memboikot beberapa koneksi internet internasional dan pasokan listrik negara tetangganya. Kamboja juga menghentikan impor bahan bakar dari Thailand.

Tentara Thailand mengatakan ranjau darat yang melukai lima tentara pada hari Rabu, termasuk satu orang yang kehilangan kakinya, telah ditempatkan di Provinsi Ubon Ratchathani, Thailand.

Kamboja mengatakan ledakan itu terjadi di Provinsi Preah Vihear. Seminggu sebelumnya, sebuah ranjau darat di wilayah sengketa lainnya meledak dan melukai tiga tentara Thailand ketika salah satu dari mereka menginjaknya dan kehilangan satu kaki.

Pihak berwenang Thailand menuduh ranjau-ranjau itu baru saja dipasang di sepanjang jalur yang menurut kesepakatan bersama seharusnya aman. Mereka mengatakan ranjau-ranjau itu buatan Rusia dan bukan jenis yang digunakan oleh militer Thailand. Kamboja membantah tuduhan tersebut.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Fajar Nugraha)