Sambut Hari Santri, Pelajar Kota Malang Diimbau Pakai Busana Muslim Selama 3 Hari

Ilustrasi industri fesyen muslim. Foto: IKM Kemenperin.

Sambut Hari Santri, Pelajar Kota Malang Diimbau Pakai Busana Muslim Selama 3 Hari

Daviq Umar Al Faruq • 21 October 2025 14:31

Malang: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Malang, Jawa Timur, mengeluarkan imbauan kepada seluruh pelajar beragama Islam untuk mengenakan busana muslim selama tiga hari ke depan, mulai Rabu, 22 Oktober 2025. Imbauan ini dikeluarkan dalam rangka menyambut Hari Santri Nasional (HSN) 2025.

Kebijakan ini diterapkan sebagai bagian dari upaya penanaman nilai keagamaan dan pembentukan karakter religius di kalangan pelajar. Khususnya dalam menghadapi tantangan era digital.

Kepala Disdikbud Kota Malang, Suwarjana, menjelaskan mengenakan pakaian muslim bukan hanya simbol peringatan. Melainkan sebagai bentuk penanaman nilai moral, spiritual, dan disiplin pada peserta didik.

"Santri itu juga murid. Ini bagian dari membangun mental dan karakter pelajar, agar mereka meneladani sikap santri yang taat kepada guru seperti halnya santri kepada kyai," kata Suwarjana, Selasa, 21 Oktober 2025.
 

Baca: Ini Sejarah dan Makna Hari Santri
 
Suwarhana menegaskan Hari Santri tidak boleh diperingati secara simbolik semata, tetapi harus dimaknai sebagai momentum untuk memperkuat iman, takwa, dan etika di kalangan pelajar.

Meski kewajiban berpakaian muslim hanya berlaku bagi pelajar beragama Islam, Disdikbud tetap mengimbau agar pelajar non-muslim menyesuaikan dengan norma kesopanan dan nilai religius masing-masing, sehingga harapannya peringatan HSN tetap inklusif dan menghormati keberagaman.

Selain busana muslim seperti gamis dan koko, pelajar laki-laki juga dianjurkan mengenakan sarung sebagai bagian dari identitas santri.

"Kalau pakai sarung, sebaiknya tidak memakai sepatu. Tapi kalau terpaksa harus pakai sepatu, tidak masalah," jelas Suwarjana.

Hari Santri Nasional diperingati setiap 22 Oktober sebagai bentuk penghormatan terhadap perjuangan para santri dan ulama dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. 

Akar sejarah HSN merujuk pada seruan resolusi jihad yang disampaikan para ulama pada masa penjajahan, yang menjadi bagian penting dalam sejarah perjuangan bangsa.

Peringatan ini kini tidak hanya menjadi simbol keagamaan, tetapi juga refleksi nilai perjuangan, nasionalisme, dan penguatan karakter bangsa melalui pendidikan berbasis nilai religius.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Deny Irwanto)