Ketua Umum Apindo Shinta Widjaja Kamdani. Foto: dok Narotama.
M Ilham Ramadhan Avisena • 7 May 2025 10:39
Jakarta: Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani memandang capaian pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 4,87 persen (yoy) pada kuartal I-2025 sebagai sinyal perlambatan yang harus dicermati dengan seksama.
Shinta menilai, angka ini tidak hanya lebih rendah dibanding capaian pada periode yang sama tahun lalu (Q1-2024: 5,11 persen) dan kuartal sebelumnya (Q4-2024: 5,02 persen), tetapi juga berada di bawah ekspektasi konsensus pasar sebesar 4,91 persen.
"Ini menjadikannya pertumbuhan kuartalan terlemah sejak kuartal III-2021. Meskipun masih berada dalam kisaran target Bank Indonesia (4,7 persen sampai 5,5 persen), capaian ini masih dibawah target pemerintah sebesar 5,2 persen untuk 2025," ucap Shinta saat dihubungi, Selasa, 6 Mei 2025.
Dari perspektif dunia usaha, sambung Shinta, angka pertumbuhan ini merefleksikan adanya indikasi pelemahan nyata di sektor riil. Sektor manufaktur, misalnya, sebagai motor pertumbuhan ekonomi menunjukkan kontraksi yang cukup signifikan.
Data PMI Indonesia pada April 2025 anjlok ke 46,7 yang merupakan level terendah sejak Agustus 2021, menunjukkan penurunan tajam aktivitas produksi dan permintaan terhadap pesanan baru. Bersamaan dengan itu, survei Kementerian Perindustrian (Kemenperin) juga mengindikasikan melemahnya optimisme industri, dengan penurunan persentase pelaku usaha yang merasa kondisi usaha mereka membaik, yaitu 26,2 persen di April 2025 dibandingkan 31,1 persen pada Maret 2025.
Kondisi ini, lanjut dia, juga tercermin di pasar tenaga kerja. Lonjakan Pemutusan Hak Kerja (PHK( pada Februari 2025 yang naik signifikan baik secara bulanan (mtm) maupun tahunan (yoy), serta naiknya proporsi pekerja informal ke atas 60 persen, menandakan tekanan yang nyata di sektor riil.
"Ketika sektor padat karya terpukul, daya beli pun ikut tergerus. Apalagi, data BPS juga mencatat konsumsi rumah tangga, kontributor utama pertumbuhan ekonomi, meskipun masih tumbuh, tetapi cenderung melambat," tutur Shinta.
(Ilustrasi. Foto: Freepik)