Wamendiktisaintek, Stella Christie, saat meresmikan ASEAN-China Center of Excellent for Metallurgy and Marine Resources, di Kampus Unhas Makassar. Senin, 7 Juli 2025. Metrotvnews.com/ Muhammad Syawaluddin.
Muhammad Syawaluddin • 7 July 2025 16:43
Makassar: Kementerian Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi (Kemendiktisantek) mendorong Universitas Hasanuddin menjadi pusat penelitian atau riset metalurgi dan maritim.
Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek), Stella Christie, mengatakan riset yang berfokus pada metalurgi dan maritim sangat berpotensi di lakukan di Unhas mengingat kedua hal itu sangat strategis.
"Di Unhas ini ada khususan maritim dan metallurgi. Kami sangat dorong bahwa masing-masing universitas itu mempunyai khususan," kata Stella di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Senin, 7 Juli 2025.
Stella mengatakan metalurgi dan maritim sangat penting untuk kemajuan negara. Keduanya memiliki nilai yang tinggi jika memiliki riset yang dikelola oleh setiap universitas.
"Dua-duanya maritim dan metalurgi, itu sangat strategis untuk perekonomian kita, jadi kita juga mengusung yang kita sebut riset lokal, ekonomi lokal, tapi untuk Unhas sebenarnya ini ekonominya nasional dan internasional juga," jelasnya.
Stella juga mengatakan saat ini kekhususan riset seperti yang dilakukan di Unhas Makassar tersebut terus didorong karena dengan riset dan inovasi maka akan ada pertumbuhan ekonomi.
"Harus ada inovasi researc sehingga ada pertumbuhan ekonomi," jelasnya.
Menurutnya saat ini Indonesia tengah membutuhkan sumber daya manusia atau lulusan dengan pemikiran riset. Dengan begitu maka akan muncul generasi bangsa yang mampu menciptakan lapangan kerja baru.
"Kita membutuhkan lulusan dengan pemikiran riset karena dengan adanya pemikiran riset maka mahasiswa bisa menciptakan lapangan kerja baru di industri dan juga mempunyai kemampuan yang bisa dipekerjakan dengan industri," jelasnya.
Sebagai upaya untuk mendukung asta cita tersebut pihaknya bakal membuat payung hukum dengan berbagai stakeholder dan perusahaan. Bahkan ada 3 MoU yang akan dibuat untuk mendukung hal tersebut.
"Satu kita akan ada payung hukum antara Kementerian Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi dengan G2G Government dengan Tiongkok, itu sedang disusun, akan ada 3 MOU kemungkinan besar, dan satunya sedang disusun, tapi targetnya satu itu akan khusus untuk vokasi dan industri," ungkapnya.