Puluhan ribu pengunjuk rasa menentang Trump dan Musk dalam aksi protes Hands Off di seantero AS pada Sabtu, 5 April 2025. (Anadolu Agency)
Willy Haryono • 6 April 2025 09:53
Washington: Puluhan ribu pengunjuk rasa mengambil bagian dalam aksi protes menentang Presiden Donald Trump dan miliarder Elon Musk di sejumlah lokasi di seantero Amerika Serikat (AS). Para penyelenggara gerakan bertajuk “Hands Off!” ini menyebutnya sebagai aksi protes terbesar dalam satu hari terhadap Trump dan Musk.
Mengutip dari ABC Online, Minggu, 6 April 2025, “Hands Off!" diselenggarakan di lebih dari 1.200 lokasi di seluruh 50 negara bagian AS oleh lebih dari 150 organisasi hak sipil, serikat buruh, advokat LBGTQIA+, veteran, dan aktivis pemilihan umum.
Dari National Mall di Washington DC — tempat penyelenggara mengatakan kepada Reuters lebih dari 20.000 orang diperkirakan akan hadir — hingga Boston Common di Massachusetts, pengunjuk rasa mengecam tindakan Trump dan Musk dalam perampingan, ekonomi, imigrasi, tarif dagangi, dan hak asasi manusia.
Para demonstran menyuarakan kemarahan atas langkah pemerintah memecat ribuan pegawai federal, menutup kantor lapangan Administrasi Jaminan Sosial, menutup seluruh lembaga, mendeportasi imigran, mengurangi perlindungan bagi kaum transgender, dan memotong dana program kesehatan.
Elon Musk telah memainkan peran penting dalam perampingan tersebut sebagai kepala Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE) yang baru dibentuk.
Ia mengatakan bahwa ia menghemat miliaran dolar bagi para pembayar pajak.
Terry Klein, seorang ilmuwan biomedis pensiunan dari Princeton, New Jersey, termasuk di antara mereka yang berkumpul di bawah Monumen Washington.
Ia mengatakan bahwa ia berkendara ke sana untuk menghadiri aksi protes guna memprotes kebijakan Trump tentang "segala hal mulai dari imigrasi hingga masalah DOGE hingga tarif dan pendidikan."
"Maksud saya, seluruh negara kita sedang diserang, semua lembaga kita, semua hal yang menjadikan Amerika seperti sekarang ini," tegasnya.
Kelley Robinson, presiden kelompok advokasi Human Rights Campaign, mengkritik perlakuan pemerintah terhadap komunitas LBGTQIA+ di aksi protes di National Mall, tempat anggota Kongres dari Partai Demokrat juga naik panggung.
"Serangan yang kita lihat, tidak hanya bersifat politis. Serangan itu juga bersifat pribadi," sebut Robinson.
"Mereka mencoba melarang buku-buku kita, mereka memangkas dana pencegahan HIV, mereka mengkriminalisasi dokter, guru, keluarga, dan kehidupan kita,” ungkapnya.
Sementara itu, Trump berencana untuk bermain golf lagi pada hari Minggu ini, menurut keterangan dari Gedung Putih.
Ketika ditanya tentang aksi protes terbaru, Gedung Putih mengatakan bahwa "posisi Trump jelas: ia akan selalu melindungi Jaminan Sosial, Medicare, dan Medicaid bagi penerima manfaat yang memenuhi syarat."
Baca juga: Berusaha Bubarkan USAID, Musk dan DOGE Diduga Langgar Konstitusi AS