RS Bhayangkara Banjarmasin Siap Lakukan DVI Korban Kecelakaan Helikopter

Petugas gabungan melakukan evakuasi terhadap jasad korban kecelakaan helikopter BK117 D3 yang jatuh di kawasan Pegunungan Meratus, Kecamatan Mantewe, Kabupaten Tanah Bumbu. Dokumentasi/ istimewa

RS Bhayangkara Banjarmasin Siap Lakukan DVI Korban Kecelakaan Helikopter

Deny Irwanto • 5 September 2025 10:46

Banjarmasin: Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Banjarmasin menyatakan kesiapannya untuk melaksanakan proses Disaster Victim Identification (DVI) atau identifikasi terhadap delapan korban kecelakaan helikopter BK117 D3 yang jatuh di kawasan Pegunungan Meratus, Kecamatan Mantewe, Kabupaten Tanah Bumbu.

Kabid Humas Polda Kalsel, Kombes Adam Erwindi, mengatakan sebagai rumah sakit kepolisian, RS Bhayangkara telah mengaktivasi protokol penanganan korban massal.

"Untuk mempercepat dan memastikan keakuratan identifikasi, sejumlah langkah strategis telah disiapkan," kata Adam dalam keterangan pers dikutip Jumat, 5 September 2025. 
 

Baca: 8 Korban Helikopter Hilang Kontak di Pegunungan Meratus Ditemukan
 
Adam menjelaskan sejumlah langkah yang sudah disiapkan yakni pembukaan Posko Antemortem oleh RS Bhayangkara untuk pengumpulan data dan informasi guna membantu proses identifikasi. Kemudian penyiapan Tim Antemortem untuk menggali informasi spesifik dari keluarga meliputi kekhasan tanda fisik serta properti yang melekat pada korban.

Berikutnya penggalian informasi holistik yang tidak hanya fokus pada data fisik tetapi juga informasi lain yang berhubungan dengan korban. Kemudian melakukan koordinasi antar RS Bhayangkara dengan stakeholder terkait untuk pemeriksaan DNA.

Dan terakhir dukungan psikologis bagi keluarga korban dan layanan trauma healing oleh tenaga psikolog dan psikiater.

"Diperkirakan malam ini para korban sampai di Banjarmasin. Tim Ante Mortem sudah kami kerahkan untuk mengumpulkan data, ciri khas, serta petunjuk yang dibutuhkan untuk proses pemeriksaan," jelasn Adam.

Dalam tragedi ini, diketahui ada tiga korban berkewarganegaraan asing (WNA). Karena itu Polda Kalsel akan menjalin koordinasi dengan pihak imigrasi untuk mempermudah proses penyelidikan dan pemulangan jenazah.

Data yang dikumpulkan tim Ante Mortem nantinya akan dicocokkan dengan hasil tim rekonsiliasi. Hasil tersebut menjadi dasar penentuan identitas masing-masing korban.

Namun proses ini tidak bisa ditentukan waktunya secara pasti. Jika kondisi jenazah masih memungkinkan, proses identifikasi bisa lebih cepat. Sebaliknya jika ditemukan kerusakan berat akibat terbakar atau pembusukan, maka identifikasi hanya bisa dilakukan melalui tes DNA, yang memakan waktu lebih lama.

"Kami menyampaikan belasungkawa yang mendalam atas musibah ini. Prioritas kami adalah mengidentifikasi setiap korban dengan tepat dan menghormati martabat mereka, serta memberikan dukungan penuh kepada keluarga yang berduka. Kami memohon doa dan dukungan dari semua pihak agar proses ini dapat berjalan lancar," ujar Adam.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Deny Irwanto)