Nggak Semua Melek Teknologi, Distribusi Beras SPHP via Aplikasi Jadi Tantangan

Ilustrasi. Foto: Dok istimewa

Nggak Semua Melek Teknologi, Distribusi Beras SPHP via Aplikasi Jadi Tantangan

Naufal Zuhdi • 3 September 2025 13:13

Jakarta: Pengamat Pertanian, Syaiful Bahari menyampaikan pemberlakuan distribusi beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) melalui aplikasi mungkin dimaksudkan menekan jatuhnya beras SPHP ke pihak-pihak tertentu digunakan untuk beras oplosan.

"Namun, persoalannya, ada penduduk miskin penerima bansos tidak semuanya melek teknologi digital. Ini yang merepotkan," kata Syaiful dikutip Rabu, 3 September 2025.

Selain itu, sambung Syaiful, data penduduk miskin juga terus berubah-ubah dan tidak sinkron antara satu kementerian dengan kementerian lainnya.

"Ini juga yang menyulitkan distribusi SPHP tidak pernah tepat sasaran," beber dia.
 

Baca juga: 

99 Persen Bantuan Pangan Tersalurkan, Tinggal ke Daerah 3T



(Ilustrasi. Foto: Dok MI)

HET beras SPHP tak naik

Di sisi lain, Syaiful menyebut pembatalan penaikan Harga Eceran Tertinggi (HET) beras SPHP menjadi persoalan sendiri. Jika HET dinaikkan, lanjut Syaiful, hal itu akan mengerek harga beras medium dan premium karena harga beras SPHP adalah barometer harga beras di pasar rakyat.

"Tetapi jika tidak dinaikkan, sudah pasti kualitas beras SPHP akan buruk, karena antara harga gabah yang kini sudah sekitar Rp7.000 ke atas, akan menaikkan biaya produksi yang akhirnya kualitas beras dikorbankan. Itu sebabnya di beberapa tempat diberitakan beras SPHP banyak kualitasnya yang jelek," kata dia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Eko Nordiansyah)