Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio. Foto: The New York Times
Fajar Nugraha • 3 February 2025 12:19
Panama City: Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Marco Rubio pada Minggu 2 Februari 2025 memperingatkan Presiden Panama Jose Raul Mulino bahwa Washington akan menindak Panama jika tidak mengakhiri pengaruh dan kendali Tiongkok atas Terusan Panama. Hal itu sebelumnya disuarakan oleh Presiden Donald Trump.
Mulino, setelah pembicaraan dengan Menlu Rubio di Kota Panama, mengisyaratkan bahwa ia akan meninjau perjanjian yang melibatkan Tiongkok dan bisnis Tiongkok. Dirinya juga mengumumkan kerja sama lebih lanjut dengan AS terkait migrasi, tetapi menegaskan kembali bahwa kedaulatan negaranya atas jalur air tersibuk kedua di dunia itu tidak dapat didiskusikan.
Rubio menyampaikan pesan dari Trump bahwa kehadiran Tiongkok -,melalui perusahaan yang berbasis di Hong Kong yang mengoperasikan dua pelabuhan di dekat pintu masuk terusann,-merupakan ancaman bagi jalur air itu dan pelanggaran perjanjian AS-Panama, kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Tammy Bruce dalam sebuah pernyataan.
"Menteri Luar Negeri Rubio menegaskan bahwa status quo ini tidak dapat diterima dan bahwa jika tidak ada perubahan segera, Amerika Serikat harus mengambil tindakan yang diperlukan untuk melindungi hak-haknya berdasarkan Perjanjian," kata Bruce, seperti dikutip Anadolu, Senin 3 Februari 2025.
Rubio tidak menjelaskan secara rinci langkah-langkah apa yang harus diambil Panama atau seperti apa pembalasan AS nantinya.
Setelah kembali menjabat, Trump mengancam akan mengambil alih Terusan Panama, yang dibangun oleh Amerika Serikat pada awal abad ke-20 dan diserahkan kepada Panama pada tahun 1999, dengan mengklaim bahwa terusan tersebut dioperasikan oleh Beijing.
Ia menolak untuk mengesampingkan kemungkinan penggunaan kekuatan militer di Panama, yang menuai kritik dari teman dan musuh Washington di Amerika Latin. Pada Minggu, Trump mengatakan bahwa menurutnya pasukan tidak akan diperlukan, tetapi Panama telah melanggar perjanjian tersebut dan Amerika Serikat akan mengambil kembali terusan tersebut.
“Tiongkok mengelola Terusan Panama. Itu tidak diberikan kepada Tiongkok, itu diberikan kepada Panama -,dengan bodohnya,- tetapi mereka melanggar perjanjian, dan kami akan mengambilnya kembali, atau sesuatu yang sangat kuat akan terjadi," kata Trump kepada wartawan.
"Saya tidak berpikir pasukan akan diperlukan di Panama," tambahnya.
Rubio, seorang yang selama kariernya di Senat sangat agresif terhadap Tiongkok, mengatakan minggu lalu di The Megyn Kelly Show di Sirius XM bahwa Tiongkok dapat menggunakan pelabuhan untuk menutup terusan, rute vital untuk pengiriman AS, jika terjadi konflik antara Beijing dan Washington.
Mulino mengatakan pertemuannya dengan Rubio penuh rasa hormat dan ramah. Dia menunjukkan kesediaan untuk meninjau beberapa bisnis Tiongkok di Panama, termasuk konsesi utama selama 25 tahun kepada CK Hutchison Holdings yang berbasis di Hong Kong, yang diperbarui pada tahun 2021 untuk pengoperasian pelabuhan di kedua pintu masuk terusan, sambil menunggu hasil audit.
Kontrak tersebut telah menjadi sasaran anggota parlemen AS dan pemerintah sebagai contoh perluasan Tiongkok di Panama, yang mereka klaim bertentangan dengan perjanjian netralitas yang ditandatangani oleh kedua negara pada tahun 1977.
Pemerintah Panama dan beberapa pakar menolak pernyataan tersebut, terutama karena pelabuhan tersebut bukan bagian dari operasi kanal tersebut. Kanal tersebut dioperasikan oleh Otoritas Terusan Panama, sebuah badan otonom yang diawasi oleh pemerintah Panama.
Perjanjian luas antara Panama dan Tiongkok untuk berkontribusi pada inisiatif Sabuk dan Jalan Tiongkok, yang menjadi dasar negara Asia tersebut memperluas investasi di Panama selama pemerintahan sebelumnya, tidak akan diperbarui, kata Mulino.
"Kami akan mempelajari kemungkinan untuk mengakhirinya lebih awal," tambahnya.
"Saya tidak merasa ada ancaman nyata saat ini terhadap perjanjian (netralitas), validitasnya, dan apalagi penggunaan kekuatan militer untuk membuat perjanjian tersebut," kata Mulino, seraya menambahkan bahwa penting untuk melakukan pembicaraan tatap muka dengan Trump.