Trump Puji Hubungan Spesial AS–Inggris saat Bertemu Raja Charles

Raja Charles jamu Donald Trump di Istana windsor. Foto: PA Wire

Trump Puji Hubungan Spesial AS–Inggris saat Bertemu Raja Charles

Fajar Nugraha • 18 September 2025 13:32

London: Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memuji hubungan “spesial” antara Amerika Serikat dan Inggris saat melakukan kunjungan kenegaraan keduanya, menyebut persekutuan kedua negara sebagai sesuatu yang “tak tergantikan dan tak terputuskan”.

Trump dan istrinya, Melania, disuguhi segudang kemegahan Inggris. Kemudian Presiden memuji sekutu dekat negaranya tersebut.

"Ikatan kekerabatan dan identitas antara Amerika dan Inggris Raya tak ternilai harganya dan abadi. Ikatan ini tak tergantikan dan tak terpatahkan," ujar Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, pada pidatonya di sebuah jamuan makan mewah di Kastil Windsor, rumah keluarga bagi para raja Inggris selama hampir seribu tahun.

Hubungan istimewa tetap terjaga

Mengacu pada apa yang disebut sebagai hubungan istimewa antara Amerika Serikat dan Inggris, Trump menyatakan “Bagi Amerika, kata istimewa saja tidak cukup untuk menggambarkannya.”

Ucapan Trump tersebut menjadi angin segar bagi Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer. Ia mengundang kunjungan kenegaraan ini sebagai upaya untuk menarik simpati Trump seorang pengagum berat Inggris dan monarki tak lama setelah presiden Amerika Serikat itu kembali menjabat pada Januari lalu.

Starmer berharap momentum ini dapat memperkuat kerja sama ekonomi, mengamankan investasi bernilai miliaran dolar, mengurangi hambatan tarif, sekaligus memberikan ruang untuk menekan Trump terkait isu Ukraina dan Israel.

Dalam kunjungan itu, Inggris menggelar penyambutan megah dengan prosesi kenegaraan terbesar yang pernah ada, lengkap dengan upacara militer. Trump pun menunjukkan antusiasme, menegaskan bahwa dirinya bukan hanya presiden Amerika Serikat pertama, melainkan juga politisi terpilih pertama yang memperoleh undangan untuk dua kali kunjungan kenegaraan.

“Ini sungguh menjadi salah satu kehormatan terbesar dalam hidup saya,” ujar Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.

Inggris berupaya memanfaatkan kedekatan Trump dengan kerajaan

Dalam kunjungan kenegaraan ini, Inggris berusaha mengubah kedekatan pribadi Trump dengan negeri tersebut mengingat asal-usul ibunya dari Skotlandia serta kekagumannya pada keluarga kerajaan menjadi dukungan nyata.

Sejumlah perusahaan besar seperti Microsoft, Nvidia, Google, dan OpenAI telah berkomitmen menanamkan investasi senilai 31 miliar pound atau sekitar 42 miliar dolar Amerika di Inggris dalam beberapa tahun mendatang, terutama di bidang kecerdasan buatan, komputasi kuantum, dan energi nuklir sipil.

Perdana Menteri Keir Starmer juga menargetkan kemajuan lebih lanjut dalam sektor perdagangan. Setelah tercapai kesepakatan awal dengan Trump untuk menurunkan beberapa tarif, pembahasan lanjutan kemungkinan akan mencakup penghapusan bea pada baja, wiski, dan salmon.

Dalam pidatonya, Raja menegaskan “Inggris adalah mitra Anda dalam perjanjian dagang pertama pemerintahan Anda, Tuan Presiden, yang membawa lapangan kerja dan pertumbuhan bagi kedua negara. Dan tidak diragukan lagi kita bisa melangkah lebih jauh lagi seiring kita membangun era baru kemitraan ini.”

Meski demikian, langkah Starmer untuk memanfaatkan simbol kerajaan bukan tanpa resiko. Survei menunjukkan Trump sangat tidak populer di kalangan publik Inggris, sementara Starmer sendiri menghadapi penurunan tajam dalam popularitas serta tantangan ekonomi. Oleh sebab itu, ia harus membuktikan bahwa “kartu truf” kerajaan benar-benar mampu memberi hasil nyata.

Charles Kupchan, peneliti senior di lembaga think tank Amerika, Council on Foreign Relations, menilai tidak akan ada capaian besar yang keluar dari pertemuan bilateral tersebut.

“Kemungkinan terobosan hanya ada di ranah perdagangan,” ujar Charles Kupchan, kepada Asia First CNA.

“Isu geopolitik jauh lebih kompleks. Saya ragu Trump akan membuat pernyataan penting terkait Ukraina baik soal sanksi tambahan terhadap Rusia maupun pengiriman senjata ke Ukraina dia belum berada di titik itu. Untuk Gaza, posisi Amerika dan Inggris juga berbeda,” tambah Charles Kupchan.

Kupchan menambahkan, Perdana Menteri Keir Starmer harus berhati-hati dalam bersikap terhadap Trump berusaha mengamankan dukungannya tanpa terlihat terlalu menurut, karena sikap itu tidak akan diterima baik oleh publik Inggris.

Di sisi lain, meski Trump memiliki pendukung yang hadir di Windsor, ribuan demonstran di London turun ke jalan menolak kunjungan kenegaraan tersebut.

“Saya sama sekali tidak menyetujui apa pun yang diwakili Trump maupun pemerintahannya di seluruh dunia,” ujar seorang pensiunan, Bryan Murray.

Pertanyaan tentang Epstein masih membayangi
Isu seputar mendiang pelaku kejahatan seksual Jeffrey Epstein kembali menyeruak. Pekan lalu, Perdana Menteri Keir Starmer memberhentikan Peter Mandelson dari posisinya sebagai duta besar Inggris untuk Washington karena keterkaitannya dengan Epstein. Situasi ini berpotensi memunculkan pertanyaan, terutama karena hubungan Trump dengan sosok tersebut juga pernah menjadi sorotan.

Dalam jamuan kenegaraan pada Rabu malam, hadir Rupert Murdoch, pemilik media yang saat ini tengah menghadapi gugatan pencemaran nama baik senilai 10 miliar dolar Amerika dari Trump terkait sebuah artikel di Wall Street Journal yang mengaitkannya dengan Epstein.

Meski pengamanan besar-besaran dilakukan di Windsor, polisi melaporkan bahwa empat orang ditangkap pada Selasa setelah memproyeksikan gambar Trump bersama Epstein ke salah satu menara kastil. Saat insiden itu terjadi, Trump tidak berada di lokasi.

Sementara itu, surat kabar The Times melaporkan bahwa Inggris berencana mengumumkan pengakuannya atas negara Palestina setelah kepulangan Trump. Langkah ini diperkirakan menimbulkan ketegangan, mengingat Amerika Serikat menentang kebijakan tersebut.

Trump terpesona oleh kemegahan upacara
Pada Kamis perhatian beralih ke isu geopolitik dan perdagangan saat Starmer menjamu Trump di kediaman resminya di Chequers, maka Rabu sepenuhnya diwarnai dengan rangkaian seremoni.

Trump dan Melania ikut serta dalam prosesi kereta kuda bersama Raja Charles, Ratu Camilla, serta para bangsawan dan pejabat tinggi lain, dengan rute yang dilalui sekitar 1.300 personel militer Inggris.

Setelah itu, keluarga Trump menyaksikan koleksi benda bersejarah dari Koleksi Kerajaan yang memiliki kaitan dengan Amerika Serikat, lalu melanjutkan kunjungan ke Kapel St. George. Di tempat peristirahatan terakhir Ratu Elizabeth II yang sempat menyambut Trump pada kunjungan kenegaraannya tahun 2019 sebelum wafat pada September 2022, Trump meletakkan karangan bunga sebagai penghormatan.

Acara juga dimeriahkan dengan parade militer dan pertunjukan udara dari tim aerobatik Red Arrows. Namun, kondisi cuaca buruk membuat jet tempur F-35 Inggris dan Amerika Serikat, yang seharusnya tampil sebagai simbol kerja sama pertahanan, batal ikut serta.

Keluarga Trump kemudian menghadiri pertemuan pribadi dengan Pangeran William dan istrinya, Kate. Juru bicara pasangan kerajaan itu menggambarkan suasana pertemuan sebagai “hangat dan bersahabat.” Trump pun memuji Kate yang disebutnya “cantik,” serta menilai William akan meraih “kesuksesan besar di masa depan.”

Tentang Raja Charles, Trump menyebut raja berusia 76 tahun itu sebagai “sosok yang sangat, sangat istimewa.”

Menurut analis Charles Kupchan, para pemimpin Eropa, termasuk Inggris, telah mempelajari cara menghadapi Trump dengan menyanjungnya, menghindari perdebatan langsung, dan berupaya menjaga kedekatan.
“Dalam banyak hal, semua kemegahan dan kemewahan ini merupakan puncak dari strategi tersebut,” ujar Analis, Charles Kupchan.

Kupchan menambahkan, berbeda dengan pendekatan itu, para pemimpin yang memilih berkonfrontasi dengan Trump seperti Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva justru menghadapi resistensi politik. Baginya, orang Eropa sudah paham bahwa menjaga Trump tetap berada di pihak mereka hanya bisa dicapai dengan memperlakukannya secara baik.

(Muhammad Fauzan)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Fajar Nugraha)