KTT Perubahan Iklim COP30 berlangsung di Brasil. Foto: Anadolu
Fajar Nugraha • 21 November 2025 09:08
Belem: Kebakaran besar memaksa evakuasi para peserta KTT iklim COP30 di kota Belem, Brasil, pada Kamis 20 November 2025 waktu setempat.
Kebakaran bermula di dalam sebuah paviliun di dalam pusat konvensi, tempat lebih dari 50.000 diplomat, jurnalis, dan aktivis berkumpul untuk perundingan iklim global.
“Kebakaran terjadi sesaat sebelum pukul 14.30 waktu setempat di sebuah tenda yang terletak di ‘Zona Biru’, area yang dikelola oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa yang menampung paviliun nasional dan ruang negosiasi,” sebut pihak penyelenggara, seperti dikutip dari Anadolu, Jumat 21 November 2025.
Rekaman media sosial menunjukkan orang-orang berlarian menghindari asap dan api sementara petugas keamanan segera menyerukan evakuasi. Kepulan asap dengan cepat memenuhi aula tengah, tempat Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyampaikan pidato beberapa menit sebelumnya. Api yang besar membakar atap, memungkinkan api menyebar ke bangunan di sekitarnya.
Petugas pemadam kebakaran yang dikirim dari stasiun terdekat bereaksi cepat, berhasil mengendalikan api dalam hitungan menit.
Menteri Pariwisata Brasil Celso Sabino segera mengonfirmasi bahwa tidak ada laporan korban luka. “Untungnya, tidak ada yang terluka, berkat tindakan cepat tim keamanan dan Dinas Pemadam Kebakaran Para,” ujar Sabino.
Sabino kemudian menduga bahwa kemungkinan penyebab kebakaran adalah korsleting. Persiapan akomodasi untuk KTT dibayangi oleh tantangan logistik yang serius di Belem, yang diakibatkan oleh keterbatasan infrastruktur kota dan melonjaknya biaya.
Menepis kekhawatiran tentang masa depan KTT, Sabino mengatakan kepada wartawan bahwa "ini adalah sesuatu yang bisa terjadi di mana pun di planet ini."
"Tidak ada kemungkinan untuk membatalkan KTT, yang terbukti sukses,” ucap Sabino.
KTT tersebut, yang diadakan di pintu gerbang Amazon Brasil, awalnya dijadwalkan berakhir pada hari Jumat, tetapi para negosiator melewatkan tenggat waktu hari Rabu untuk mengamankan konsensus di antara hampir 200 negara peserta yang membahas peta jalan untuk transisi energi, penghapusan bahan bakar fosil, dan perjanjian adaptasi iklim.