konferensi pers Kepala BNPB dengan awak media terkait Update Penanganan Runtuh nya Musala pondok pesantren (ponpes) Al Khoziny, Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, pada Jumat (3/10) di posko BNPB.
Al Abrar • 3 October 2025 13:45
Sidoarjo: Sebanyak 54 korban reruntuhan ambruknya Musala Ponpes Al Khoziny Sidoarjo, Jawa TIimur masih dicari. Data ini didasari dari daftar absensi santri yang dirilis oleh pihak pondok pesantren.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengatakan, hingga pencarian hari kelima atau Jumat, 3 Oktober 2025 total korban meninggal dunia mencapai sembilan orang.
"Jumlah korban yang masih dalam proses pencarian ada sebanyak 54 orang. Data ini didasari dari daftar absensi santri yang dirilis oleh pihak pondok pesantren," kata Abdul Muhari dalam keterangan tertulisnya, Jumat 3 Oktober 2025.
Tim pencarian dan pertolongan (search and rescue-SAR) gabungan pada Jumat 3 Oktober 2025 juga kembali menemukan empat korban dalam kondisi meninggal dunia. Jenazah langsung dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Surabaya untuk identifikasi dan penanganan lebih lanjut.
Upaya pencarian dan pertolongan dilakukan secara terpadu oleh Basarnas, TNI-Polri, BPBD, Pemadam Kebakaran, Dinsos Tagana, Dinas PU dan SDA, serta relawan sebanyak lebih dari 400 orang selama 24 jam bergantian.
Tim telah melaksanakan re-assessment dengan metode fisik, pemanggilan suara korban, hingga penggunaan peralatan khusus seperti Search Cam Flexible Olympus, Xaver 400 Wall Scanner, dan Multi Search Leader. Hasil pemeriksaan menunjukkan tidak adanya tanda-tanda korban selamat, sehingga proses pencarian difokuskan pada evakuasi dan pembersihan menggunakan alat berat.
Dalam pelaksanaannya, seluruh langkah di lapangan dilakukan dengan penuh perhitungan agar tidak menimbulkan risiko tambahan bagi proses evakuasi jenazah. Sejalan dengan itu, BNPB bersama tim juga melakukan kaji cepat di lokasi kejadian dan mendata kebutuhan dasar para korban serta keluarga yang terdampak.
“Lebih dari 400 personel tim SAR gabungan bekerja siang dan malam selama 24 jam,” ungkap Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Dr. Suharyanto S.Sos., M.M, dari posko darurat BNPB, Buduran, Sidoarjo, Kamis (3/10).