PM Malaysia Anwar Ibrahim. (Anadolu Agency)
Willy Haryono • 22 December 2025 08:39
Kuala Lumpur: Pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN yang digelar hari ini, Senin, 22 Desember 2025, dapat menjadi platform krusial bagi Kamboja dan Thailand untuk melakukan dialog terbuka dan konstruktif guna meredakan ketegangan yang meningkat di antara kedua negara, ucap Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim.
Anwar mengatakan pertemuan di Kuala Lumpur memberikan kesempatan bagi Kamboja dan Thailand untuk bernegosiasi secara langsung serta menyelesaikan perbedaan secara damai.
“Pertemuan Menlu ASEAN akan menjadi platform yang tepat dan konstruktif bagi kedua negara untuk terlibat dalam negosiasi terbuka dan bekerja menuju solusi yang adil dan berkelanjutan,” ujarnya, dikutip dari The Star.
PM Anwar menegaskan kembali pentingnya upaya meredakan ketegangan demi menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan ASEAN. Ia juga menyebut telah berkomunikasi langsung dengan perdana menteri Kamboja dan Thailand untuk bertukar pandangan serta membahas langkah terbaik guna menurunkan eskalasi konflik.
“Sangat penting bagi kedua negara untuk menjunjung tinggi semangat dialog, kebijaksanaan, dan saling menghormati agar ketegangan ini dapat diakhiri,” kata Anwar dalam unggahan di Facebook.
Menurutnya, keterlibatan berkelanjutan dan komunikasi yang konstruktif sangat penting bagi keamanan kawasan serta persatuan ASEAN.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Malaysia (Wisma Putra) menyatakan bahwa pertemuan khusus Menlu ASEAN mengenai situasi terbaru Kamboja–Thailand merupakan tindak lanjut dari kesepakatan yang dicapai Anwar bersama para pemimpin kedua negara pada 11 Desember lalu. Sebagai Ketua ASEAN tahun ini, Malaysia memimpin pertemuan tersebut yang diketuai oleh Menteri Luar Negeri Mohamad Hasan.
Kamboja dan Thailand saat ini kembali terlibat dalam bentrokan perbatasan, meskipun sebelumnya telah menandatangani Kesepakatan Perdamaian Kuala Lumpur pada Oktober lalu. Namun, Thailand menangguhkan kesepakatan tersebut bulan lalu setelah sejumlah tentaranya terluka akibat ledakan ranjau darat di wilayah perbatasan.
Malaysia sebelumnya telah menyerukan agar kedua negara menghentikan segala bentuk permusuhan dan menahan diri dari tindakan militer lebih lanjut, termasuk pengerahan pasukan bersenjata ke garis depan, mulai pukul 22.00 waktu setempat pada 13 Desember.
PM Anwar mengatakan seruan tersebut disampaikan melalui pembicaraan telepon terpisah dengan perdana menteri sementara Thailand Anutin Charnvirakul dan Perdana Menteri Kamboja Hun Manet, setelah berdiskusi dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Dalam kesepakatan damai tersebut, Thailand dan Kamboja sepakat mengakhiri permusuhan serta membangun hubungan bertetangga yang baik. Kedua negara selama bertahun-tahun bersengketa terkait perbatasan darat sepanjang sekitar 817 kilometer.
Baca juga: Pertemuan Menlu ASEAN Digelar Hari Ini, Konflik Thailand-Kamboja Jadi Fokus