Gunung Artapela, Destinasi Wisata Alam Favorit di Jawa Barat, Sumber, Instagram @ahmadnurfauji.id
Bandung: Gunung Artapela menyimpan keindahan alam yang memikat dan menjadi salah satu destinasi pendakian favorit di kawasan Bandung. Gunung yang juga dikenal dengan nama Gunung Gambung Sedaningsih atau Gunung Edelweis ini memiliki ketinggian 2.194 meter di atas permukaan laut (mdpl) dengan tingkat kesulitan pendakian kategori sedang.
Akses jalur yang relatif mudah serta fasilitas pendukung yang memadai membuat Gunung Artapela kerap menjadi pilihan pendaki pemula. Melansir berbagai sumber, berikut empat fakta menarik Gunung Artapela yang patut diketahui.
1. Hamparan Edelweis di Puncak
Selain hutan pinus di sepanjang jalur pendakian, kawasan puncak Sulibra menyuguhkan padang rumput luas yang dihiasi bunga edelweis. Bunga dengan nama latin Anaphalis javanica ini dikenal sebagai bunga abadi karena kelopaknya tidak mudah rontok dan kerap dimaknai sebagai simbol keabadian.
2. Bukan Gunung Berapi Aktif
Berbeda dengan Gunung Wayang dan Gunung Windu yang berada di sekitarnya, Gunung Artapela tidak tergolong gunung berapi aktif. Gunung ini tidak memiliki kawah, sehingga relatif aman untuk aktivitas pendakian.
Kontur jalurnya yang bervariasi, mulai dari landai hingga menanjak, menjadi tantangan menarik bagi pendaki pemula yang ingin melatih kemampuan fisik dan mental.
3. Memiliki Daya Tarik Sastra dan Budaya
Gunung Artapela tidak hanya menawarkan pesona alam, tetapi juga menyimpan nilai sastra dan budaya. Dalam manuskrip Sunda Kuno berjudul Bujangga Manik, tercatat perjalanan seorang pangeran Sunda bernama Jaya Pakuan yang menyebut sejumlah wilayah di Pulau Jawa, termasuk Gunung Artapela atau Gambung Sedaningsih.
Catatan tersebut kini dikenal sebagai bagian penting dari khazanah geografi Jawa kuno.
4. Tersedia Dua Jalur Pendakian
Gunung Artapela memiliki dua jalur pendakian utama. Jalur Seven Field dapat ditempuh sekitar tiga jam, sementara jalur Mamuju membutuhkan waktu sekitar lima jam perjalanan.
Sebelum mendaki, pengunjung diwajibkan mendaftar di
basecamp dan membayar retribusi sebesar Rp15 ribu. Kedua jalur ini menawarkan panorama alam yang berbeda dan dapat disesuaikan dengan kemampuan pendaki.
(Surya Mahmuda)