TNI mengerahkan kekuatan udara untuk menyalurkan bantuan logistik. Foto: Dok. Puspen TNI.
Fachri Audhia Hafiez • 1 December 2025 20:32
Jakarta: TNI mengerahkan kekuatan udara untuk menyalurkan bantuan logistik ke wilayah-wilayah yang terisolasi akibat bencana banjir dan tanah longsor di Tapanuli Tengah dan sejumlah titik di Medan. Metode Airdrop dan Helibox digunakan untuk memastikan bantuan cepat sampai kepada korban.
Kapuspen TNI Mayjen (Mar) Freddy Ardianzah menjelaskan, langkah ini merupakan tindak lanjut langsung dari arahan Presiden Prabowo Subianto agar distribusi bantuan menjangkau seluruh korban secepat mungkin.
"TNI hari ini melaksanakan dropping bantuan dengan menggunakan teknis distribusi Helibox. Helibox ini upaya teknik distribusi bantuan ke daerah yang terisolir dan tidak terjangkau oleh jalur darat," ujar Freddy di Jakarta, Senin, 1 Desember 2025.
Untuk operasi penyaluran logistik udara ini, TNI mengerahkan berbagai jenis pesawat, termasuk Cassa 212, CN-295, serta C-130 Hercules. Operasi ini tidak hanya menggunakan Helibox, tetapi juga dilanjutkan dengan teknik Airdrop serupa yang pernah diterapkan TNI dalam misi kemanusiaan di Gaza.
"Kita menggunakan pesawat Hercules, kemudian melaksanakan distribusi kurang lebih 200 parasut utama dan 200 parasut cadangan, membawa bekal-bekal bantuan yang dibutuhkan oleh para penduduk," kata Freddy.
Kapuspen TNI Mayjen TNI (Mar) Freddy Ardianzah. Foto: Dok. Puspen TNI.
Pada hari ini, TNI mengirimkan total 4,2 ton bantuan, yang terdiri dari paket sembako, obat-obatan dari Puskes TNI, mi instan, dan berbagai perlengkapan kebutuhan pengungsi. Secara keseluruhan, TNI telah mengerahkan kekuatan besar, yakni 16.068 personel dalam operasi penanganan bencana di Sumatra Utara, Sumatra Barat, dan Aceh.
Dukungan logistik juga melibatkan 8 pesawat (Hercules, A400M, Boeing 737), 19 helikopter (Caracal, Bell, Dauphin, Panther, Super Puma), serta 6 KRI. Prioritas utama TNI adalah keselamatan masyarakat dan pemenuhan kebutuhan dasar mereka di lokasi terdampak.