Ilustrasi blok migas. Foto: Dokumen SKK Migas
Jakarta: Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengungkapkan pihaknya segera mengakuisisi hak partisipasi atau participating interest (PI) 35 persen proyek Kilang Gas Alam Cair (LNG) Abadi Blok Masela, di Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Maluku.
Anak usaha Pertamina, PT Pertamina Hulu Energi (PHE) tengah bernegosiasi dengan perusahaan minyak dan gas (migas) asal Belanda, Shell, untuk alih kelola blok tersebut.
Asal tau saja, Shell telah hengkang dari proyek tersebut sejak 2020 dan melepaskan PI 35 persen.
"Di PHE ada beberapa akuisisi yang harus kita lakukan, salah satunya di dalam negeri yang sedang kita finalkan adalah (akuisisi) Blok Masela," kata Nicke di Grha Pertamina, Jakarta, dilansir Media Indonesia, Rabu, 7 Juni 2023.
Nicke menginginkan tahapan negosiasi dengan Shell dapat segera menemukan titik temu agar lapangan gas yang digadang terbesar di Asia Tenggara itu bisa dioperasikan Pertamina bersama konsorsium.
Blok Masela ditaksir akan memberikan kontribusi tambahan produksi gas bumi sekitar ekuivalen 10,5 juta ton million ton per annum/mtpa, atau dengan rincian sebesar 9,5 juta ton untuk LNG per tahun dan sebanyak 150 juta kaki kubik per hari (mmscfd) disuplai untuk kebutuhan domestik.
Total nilai investasi proyek tersebut mencapai USD19,8 miliar atau setara Rp293 triliun (kurs Rp14.830).
"Masyarakat sangat berharap blok gas terbesar ini bisa segera develop (dikembangkan). Dengan masuknya Pertamina, komitmen kami adalah sesegera mungkin develop blok gas ini," ucap Nicke.
Nicke menjelaskan, dengan upaya monetisasi proyek gas tersebut dapat menghasilkan pendapatan untuk negara, sekaligus menciptakan ekonomi baru di daerah pengembangan Blok Masela.
Dalam kesempatan yang sama, Vice President (VP) Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso menjelaskan negosiasi alih kelola Blok Masela dengan Shell bersifat rahasia atau non-disclosure agreement (NDA), sehingga tidak bisa memberikan detail tahapan proses tersebut hingga saat ini.
"Tahapan ini tidak semudah dibayangkan. Dari etika bisnis kita tidak bisa menyampaikan apa-apa. Bukannya menyembunyikan, tapi menjaga etika bisnis," ungkap Fadjar.
Ihwal masalah tawaran tinggi yang ditawarkan Shell ke Pertamina soal alih kelola Blok Masela, Fadjar mengatakan hal tersebut masih tengah dinegosiasikan bersama pemerintah pusat untuk mencapai titik kesepakatan.
(Insi Nantika Jelita)