Garuda Indonesia menanti rencana merger dengan Pelita Air. Foto: dok MI/Amiruddin.
Media Indonesia • 22 September 2023 10:03
Jakarta: Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menuturkan rencana merger atau penggabungan dengan maskapai milik PT Pertamina (Persero), PT Pelita Air Service (PAS), dapat segera rampung pada tahun ini.
Bersama pemerintah, Irfan mengaku masih intens membahas rencana merger tersebut.
"Rencana merger ini masih dalam proses. Semoga bisa secepatnya selesai (proses merger)," ujar Irfan, dilansir Media Indonesia, Jumat, 22 September 2023.
Ia berharap bergabungnya Pelita Air akan mendongkrak profitabilitas Garuda Group, yang di dalamnya ada Garuda Indonesia dan Citilink, sekaligus memperkuat ekosistem bisnis industri penerbangan di Tanah Air.
"Mestinya merger ini dapat meningkatkan pendapatan usaha grup," kata Irfan.
Rencana kerja setelah merger nanti, sambungnya, Garuda Indonesia akan melayani penumpang kelas premium, Pelita Air menyediakan layanan ekonomi premium, dan Citilink melayani penerbangan tarif rendah atau low cost carrier (LCC).
Baca juga: Naik Turun Peringkat Garuda Indonesia Sebagai Maskapai Terbaik Dunia
Pengalihan lisensi penerbangan Pelita Air ke Citilink
Sebelumnya, Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo menjelaskan bakal ada pengalihan lisensi penerbangan Pelita Air ke Citilink di bawah naungan Garuda Group. Namun, untuk entitas badan usaha atau perseroan terbatas (PT), bakal dipisahkan.
"Jadi, Pelita Air itu nanti lisensi dan pesawatnya akan kita pindahkan ke Citilink. Secara PT mungkin akan tetap terpisah. Jadi nanti di bawah Garuda Group ada Garuda, ada Citilink, dan Pelita Air," terangnya.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menambahkan rencana merger itu untuk memperkuat perusahaan penerbangan milik pemerintah untuk bersaing dengan swasta. Ia menjelaskan saat ini 65 persen industri pesawat terbang Indonesia dikuasai swasta, sementara pemerintah hanya memiliki porsi 35 persen.
Kementerian BUMN mempertimbangkan untuk menggabungkan tiga maskapai penerbangan tersebut sehingga jumlah pesawat yang dimiliki pemerintah mencapai 140 pesawat.
Rencana merger tersebut juga salah satu upaya agar biaya logistik di Indonesia terus turun sehingga semakin meringankan dunia bisnis.
Pelita Air pertama kali terbang secara komersial pada April 2022 dengan keberangkatan dari Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta. Sebelumnya, maskapai tersebut menawarkan berbagai jenis layanan pengiriman kargo, termasuk mengangkut bahan bakar minyak (BBM). (
Insi Nantika Jelita)