NEWSTICKER

Mengulik Bisnis Teknologi AI yang Ternyata Tak Perlu Modal Besar

Ilustrasi artificial intelligence. Foto: Istimewa

Mengulik Bisnis Teknologi AI yang Ternyata Tak Perlu Modal Besar

Annisa Ayu Artanti • 31 May 2023 15:18

Jakarta: Perkembangan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) kian pesat dalam beberapa tahun terakhir.

Kelahiran berbagai model AI yang inovatif dan revolusioner membuka peluang pemanfaatan teknologi ini di berbagai bidang, termasuk sektor bisnis.

Deputy Director-Industry Collaboration Indonesia AI Society, Adhiguna Mahendra, memprediksi pemanfaatan AI di berbagai bidang usaha akan terus meningkat.

"Saya yakin, ke depannya, kian banyak perusahaan yang menggunakan AI. Hal ini jadi peluang bisnis yang sangat menarik, sayang sekali kalau tidak dimanfaatkan," ujarnya dalam diskusi bertajuk Disruptive Innovation in the Telecommunication Industry, dikutip Rabu, 31 Mei 2023.
 
Adhi menyampaikan saat ini setidaknya ada dua model bisnis yang bisa dimanfaatkan para entrepreneur, yaitu membuat perusahaan pengembang piranti lunak (software) maupun komponen fisik (hardware) berbasis kecerdasan buatan.
 
"Dulu pengembang (developer) AI harus memulai dari nol. Membuat algoritmanya, mengumpulkan datanya, effort-nya besar sekali. Tetapi sekarang dengan banyaknya platform dan framework yang bersifat open source, pengembangan AI menjadi lebih mudah," jelasnya.
 
Salah satu platform AI yang bisa dimanfaatkan para pengembang, ujar Adhi, adalah Generative Pre-training Transformer (GPT) yang dikembangkan perusahaan OpenAI. Platform ini merupakan program pengolahan bahasa (large language program) yang sudah memasuki generasi keempat.
 
"GPT ini bisa digunakan untuk menganalisis data, membuat laporan, dan sebagainya. Tinggal bagaimana pengembang memanfaatkan program itu, mengumpulkan datanya, membuat aplikasinya (use case), serta model bisnisnya jika hendak dipasarkan," tuturnya.
 
Tak butuh modal besar
 
Adhi berpendapat, pengembangan AI tidak membutuhkan modal besar dan bisa dilakukan oleh perusahaan berskala kecil.
 
"Pendirian startup AI tidak memerlukan investasi puluhan juta dolar. Sekarang pun, banyak perusahaan telekomunikasi di dalam negeri yang terbuka untuk berkolaborasi dengan perusahaan pengembang skala kecil. Kolaborasi ini memungkinkan perusahaan pengembang untuk meningkatkan (scale-up) bisnisnya," ungkapnya.

Perusahaan pengembang AI pun, Adhi menambahkan, tak perlu khawatir bakal kesulitan memasarkan produknya.

Akses pasar bagi perusahaan pengembang software AI, kata dia, sudah sangat terbuka dengan keberadaan toko aplikasi semacam Google Playstore dan App Store. Begitu juga dengan akses pasar bagi pengembang hardware berbasis AI yang bisa dilakukan melalui berbagai platform lokapasar (marketplace).

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Metrotvnews.com

(Annisa Ayu)