KOI dan Kemenpora Bakal Bahas Penyegaran DBON

Menpora Dito Ariotedjo bersama Ketua KOI Raja Sapta Oktohari di Kongres KOI 2023. (Foto: Dok. Kemenpora)

KOI

KOI dan Kemenpora Bakal Bahas Penyegaran DBON

Alfa Mandalika • 1 July 2023 10:24

Jakarta: Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Raja Sapta Oktohari mendorong adanya penyegaran dalam Desain Besar Olahraga Nasional (DBON). Pemerintah melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) diminta menerapkan sistem promosi-degradasi dalam penetapan cabang olahraga prioritas DBON.

Hal itu disampaikan Okto saat Kongres KOI di Jakarta, Jumat (30/6). Menurutnya, ada sejumlah cabang nomor olimpiade yang tidak masuk DBON memiliki potensi berprestasi di ajang internasional. Okto mencontohkan cabang gulat yang meraih prestasi saat SEA Games 2023 Kamboja dengan memenangi enam medali emas, enam medali perak, dan dua medali perunggu. Selain itu, 14 atlet yang dikirim seluruhnya meraih medali.

"Promosi dan degradasi perlu dilakukan. Jika melihat cabor (unggulan DBON) tidak berprestasi gantikan sama cabang yang memiliki potensi besar," kata Okto.

DBON disahkan dalam Peraturan Presiden pada 9 September 2021 atau bertepatan dengan Hari Olahraga Nasional ke-38. Dalam peta jalan olahraga nasional itu, Kemenpora menetapkan 14 cabang prioritas yang mengandalkan teknik dan akurasi yaitu bulu tangkis, angkat besi, panjat tebing, panahan, menembak, wushu, karate, taekwondo, balap sepeda, atletik, renang, senam artistik, dayung dan pencak silat. Selain itu ada tiga cabang lain termasuk dalam pengembangan industri olahraga, yakni sepak bola, bola basket, dan bola voli.

DBON merupakan program pembangunan olahraga jangka panjang 2021-2045 yang mencakup olahraga pendidikan, olahraga masyarakat, dan olahraga prestasi. Salah satu target dari DBON yakni Indonesia mampu meraih prestasi terbaik di Olimpiade. Okto menyatakan sebanyak 36 federasi yang turun di SEA Games 2023 Kamboja, hanya 36% di antaranya yang merupakan cabang yang masuk dalam DBON. Sementara, 40?ri cabang non-DBON mencetak sejarah, 34?bang non-DBON menorehkan rekor baru, dan 25?bang non-DBON keluar sebagai juara umum di pesta olahraga terbesar di kawasan Asia Tenggara tersebut.

Okto mengatakan, cabang non-DBON tidak boleh luput dari perhatian. Semua cabang harus mendapatkan perlakuan yang adil sesuai proporsinya. Sebab, semua cabang memiliki beban moral prestasi dan tantangan masing-masing. "Campur tangan pemerintah diperlukan. Banyak cabang olahraga yang mengadakan turnamen internasional membutuhkan dukungan," jelas Okto.

Okto memahami Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang dialokasikan untuk olahraga masih sangat kecil, kurang dari 0,1%. Tentu angka yang ada saat ini masih jauh dari ideal untuk pembinaan alokasi olahraga. "Sementara negara-negara lain, contoh sederhana seperti Singapura sudah berani mengalokasikan 4% anggarannya untuk olahraga," jelas Okto.

Menpora Dito Ariotedjo menyambut baik usulan KOI soal penyegaran DBON. Dito setuju dengan usulan bahwa perlu segera ada penyegaran DBON terkait promosi dan degradasi.

"DBON sangat membantu dalam peningkatan prestasi. Tapi kita memang harus fleksibel melihat dinamikanya. Kami bersama dengan KOI, KONI, kita formulasikan bagaimana DBON yang sudah sangat baik ini bisa lebih baik lagi. Kami akan duduk bersama untuk review agar kita modifikasi," kata Dito.

"Cabor non-DBON kalau memiliki kapasitas, target skala internasional, pemerintah akan memiliki perhatian khusus," lanjutnya.

Pada bagian lain, Okto meminta momentum kongres harus dimanfaatkan seluruh federasi olahraga Indonesia untuk bersama-sama meningkatkan prestasi di kancah tertinggi termasuk Olimpiade.

 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Alfa Mandalika)