Belanja Rumah Tangga Jepang Alami Penurunan Terbesar dalam 2,5 Tahun Terakhir

Ekonomi Jepang. Foto: Unsplash.

Belanja Rumah Tangga Jepang Alami Penurunan Terbesar dalam 2,5 Tahun Terakhir

Arif Wicaksono • 5 September 2023 14:58

Tokyo: Belanja rumah tangga Jepang mengalami penurunan terbesar dalam hampir dua setengah tahun terakhir karena kenaikan harga-harga.

Perekonomian Jepang tumbuh jauh lebih cepat dari perkiraan pada kuartal kedua, terbantu oleh berakhirnya pembatasan covid-19 dan bangkitnya kembali pariwisata inbound, dan para analis memperkirakan konsumsi swasta akan mendukung pertumbuhan secara keseluruhan di tengah lemahnya permintaan global.

Data resmi menunjukkan pengeluaran rumah tangga turun 5,0 persen pada bulan Juli dibandingkan tahun sebelumnya, turun selama lima bulan berturut-turut dan lebih besar dari perkiraan median pasar yang memperkirakan penurunan sebesar 2,5 persen. Pada basis bulanan yang disesuaikan secara musiman, belanja rumah tangga turun 2,7 persen, dibandingkan perkiraan kenaikan 0,5 persen.

Pengeluaran untuk makan di luar, transportasi, budaya dan layanan hiburan meningkat seiring dengan peningkatan jumlah orang yang bepergian. Namun terjadi penurunan di berbagai bidang seperti makanan dan perumahan.

“Dampak kenaikan harga telah terasa sampai batas tertentu,” kata kata seorang pejabat di Kementerian Dalam Negeri dan Komunikasi Jepang. Ia mencatat bahwa penurunan sebesar 5 persen mencakup barang-barang yang sangat berfluktuasi seperti pembelian rumah dan mobil dikutip dari Channel News Asia, Selasa, 5 September 2023.

Indeks harga konsumen inti Jepang

Indeks harga konsumen inti Jepang, yang mencakup produk minyak tetapi tidak termasuk harga pangan segar yang bergejolak, naik 3,1 persen pada Agustus diikuti oleh kenaikan 3,3 persen pada bulan sebelumnya. Angka ini berada di atas target inflasi Bank Sentral Jepang sebesar 2 persen selama 16 bulan berturut-turut.

Ekonom Sompo Institute Plus Masato Koike menuturkan secara keseluruhan, konsumsi swasta akan terus pulih seiring dengan normalisasi aktivitas ekonomi dan penurunan upah riil diperkirakan akan menyempit.  

“Peningkatan upah dan normalisasi aktivitas ekonomi akan mengarah pada pemulihan konsumsi,” kata Koike.

Pandangan tersebut didukung oleh survei swasta yang menunjukkan aktivitas sektor jasa Jepang berkembang pada laju tercepat dalam tiga bulan pada Agustus, didukung oleh belanja konsumen yang kuat karena pariwisata masuk kembali mendapatkan momentum.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arif Wicaksono)