Pertemuan ASEAN dengan tiga negara bahas bertahan hadapi krisis. Foto: ASEAN Indonesia
Marcheilla Ariesta • 13 July 2023 17:50
Jakarta: Menteri Luar Negeri Retno Marsudi memimpin pertemuan ASEAN+3 (Plus Three/APT) yang terdiri dari 10 negara ASEAN bersama dengan tiga negara mitra, termasuk Jepang, Korea Selatan dan Tiongkok. Tantangan langsung di kawasan menjadi perhatian.
Menurut Menlu Retno, APT telah menjadi jangkar selama lebih dari 25 tahun untuk mengatasi tantangan langsung di kawasan ini. Terlebih lagi, APT selalu berdiri kokoh melawan segala kemungkinan ketidakstabilan, guncangan, dan krisis.
Saat ini, ASEAN+3 harus memastikan bahwa jangkar ini dapat semakin kokoh dalam menghadapi tantangan global yang penuh dengan ketidakpastian.
Ada tiga tujuan untuk tujuan ini, di mata Menlu Retno. Pertama, untuk stabilitas kita. Stabilitas tidak muncul begitu saja.
“Hal ini harus dikejar dan dipelihara oleh kita semua, yang memiliki kepentingan terbesar saat kita hidup dan tumbuh di kawasan ini. Masing-masing dari kita harus berkontribusi sebagai kekuatan positif,” ujar Menlu Retno di pertemuan ASEAN +3 di Jakarta, Kamis 13 Juli 2023.
“Kita harus menjunjung tinggi paradigma kolaborasi, dan ini juga yang harus diperjuangkan oleh APT. Kita seharusnya tidak menjadi bagian dari penahanan,” imbuh menlu.
Sebaliknya, kawasan ini harus mempertahankan perdamaian dan keamanan dengan menghormati hukum internasional dan mengejar semangat multilateralisme. APT bagi Menlu harus mendukung cara ASEAN membangun arsitektur regional yang inklusif dan mengimplementasikan Pandangan ASEAN tentang Indo-Pasifik melalui tindakan nyata.
“Kedua, untuk ketahanan kita. Kita perlu mengkonsolidasikan mekanisme kita untuk memperkuat ketahanan kita. Inisiatif Chiang Mai harus lebih gesit dan efektif dalam menanggapi krisis keuangan,” tuturnya.
Cadangan Beras Darurat APT harus ditingkatkan untuk mengatasi gangguan pasokan pangan di masa depan. APT harus menjadi bagian tak terpisahkan untuk memastikan kawasan kita tangguh menghadapi krisis yang mungkin datang kapan saja.
““Ketiga, untuk keberlanjutan kita. Berkelanjutan bukan lagi pilihan.
Kita harus memastikan bahwa APT dapat menjadi jangkar yang kokoh untuk mendorong keberlanjutan pembangunan,” tegasnya.
Itu sebabnya APT harus lebih inovatif dalam beradaptasi dengan perubahan iklim, mengurangi emisi, dan mempercepat transisi energi.
Saya mengusulkan agar APT dapat memulai kerja sama dalam mengembangkan ekosistem kendaraan listrik yang kuat.
Menlu Korea Selatan Park Jin dalam sambutannya menuturkan bahwa dunia dihadapkan pada ketegangan geopolitikal dan perpecahan geoekonomi. Efek panjang dari pandemi juga masih terasa dan ditambah lagi dengan krisis iklim dan energi.
“Melihat tantangan ini, kita perlu memperkuat asean yang menjadi epicetrum of growth, seperti yang dilihat dari tema saat ini. Keluar dari krisis keuangan Asia 26 tahun lalu, negara ASEAN+3 sangat menyadari pentingnya tindakan kolektif. ASEAN +3 dilengkapi total 60 mekanisme yang bisa digunakan untuk mengatasi krisis di kawasan,” ucapnya.
“Berdasarkan dukungan terhadap sentralitas ASEAN, kita akan bekerja keras untuk mengimplementasikan kerangka kerja. Serta memastikan ASEAN+3 menjadi motor kerja sama di kawasan. Korsel akan berupaya keras agar kerja sama trilateral ini makin maju,” kata Park.
Adapun Menlu Jepang Yoshimasa Hayashi menyebutkan bahwa komunitas internasional saat ini dalam arus balik yang baik. Jepang dia sebut saat ini sudah membuka perbatasan berdasarkan aturan internasional. Jepang juga secara aktif mengimplementasikan aturan saat krisis.
Jepang mendorong dibentuknya rapid financial safety (jaring keamanan keuangan) dan pengembangan road map financing structure (peta jalan struktur keuangan). Kemudian terkait pandemi covid-19, jepang sudah menyalurkan USD3,3 miliar untuk mendukung krisis finansial.
“Dalam area ketahanan pangan, jepang telah menyediakan sistem beras melalui asean +3 Emergency Rice Reserve. Jepang mendukung sentralitas dan kesatuan asean dalam wadah ASEAN+3, ini sesual dengan kerja sama ASEAN outlook on Indo Pacific,” tegasnya.
Sementara Direktur Urusan Luar Negeri Komite Pusat Partai Komunis Tiongkok, Wang Yi mengatakan, kerja sama ASEAN+3 adalah salah satu mekanisme kerja sama regional yang paling jujur ??di Asia Timur. Sejak lama, Asia Timur telah memberikan kontribusi positif bagi perkembangan Asia Timur penuh dengan kesempatan dan tantangan.
Sebagai ekonomi penting di kawasan, ASEAN+3 harus memperkuat persatuan dan bekerja sama secara erat untuk menghadapi tantangan bersama. Kami telah melakukan segala upaya untuk mendorong pemulihan pertumbuhan ekonomi regional, mendukung peningkatan kerja sama dengan ASEAN.
“Tiongkok juga mendukung penuh Kantor Riset Ekonomi Makro Kawasan ASEAN+3 (AMRO), memperdalam kerja sama regional. Kami secara aktif memperhatikan pembangunan regional dan ekonomi,” ujar Wang Yi.
“Kami juga berfokus untuk memulihkan jaringan dengan negara-negara di kawasan, meningkatkan penerbangan komersial ke negara-negara di kawasan ini sesegera mungkin. Tiongkok juga mmberikan dukungan penuh untuk mempromosikan pertukaran antar masyarakat dan budaya,” pungkas mantan Menlu Tiongkok itu.