Malaysia. Foto: Unsplash.
Arif Wicaksono • 31 October 2023 19:48
Kuala Lumpur: Bank sentral Malaysia akan mempertahankan suku bunga utamanya sebesar tiga persen pada Kamis, 2 November 2023, dan hingga 2024,meskipun mata uang ringgit melemah, di tengah inflasi domestik yang stabil dan prospek pertumbuhan yang stabil.
Dengan inflasi sebesar 1,9 persen pada September, terendah sejak Maret 2021 dan jauh di bawah perkiraan pemerintah sebesar 2,5 persen hingga tiga persen untuk tahun ini, Bank Negara Malaysia (BNM) memiliki ruang untuk tetap akomodatif setelah siklus pengetatan yang moderat.
Meskipun kenaikan suku bunga sebesar 125 basis poin telah mendorong tingkat suku bunga utama seperti sebelum pandemi covid-19, ringgit Malaysia telah melemah sekitar delapan persen terhadap dolar AS tahun ini, lebih tinggi dibandingkan mata uang lain di Asia Tenggara.
Kekhawatiran terhadap kebijakan The Fed yang agresif dan dolar AS yang kuat mendorong Bank Indonesia dan bank sentral Filipina untuk menaikkan suku bunga pada bulan ini setelah jeda yang lama, sehingga menambah tekanan pada BNM untuk melakukan hal yang sama.
Namun, semua ekonom kecuali dua dari 30 ekonom yang disurvei dari 23 Oktober hingga 30 Oktober 2023 memperkirakan bank sentral akan mempertahankan suku bunga kebijakan semalam di angka 3 pada Kamis. Dua orang memperkirakan kenaikan 25 basis poin menjadi 3,25 persen.
"Meskipun terjadi kenaikan suku bunga dari negara-negara lain di kawasan, kami tidak yakin kondisi telah terwujud untuk mendorong BNM melanjutkan kenaikan suku bunga. Kami tetap berpandangan bahwa BNM telah menyelesaikan siklus pengetatan kali ini,” kata Ekonom ASEAN di HSBC Yun Liu dikutip dari Channel News Asia, Selasa, 31 Oktober 2023.
Menurut jajak pendapat terpisah Reuters, Malaysia diperkirakan akan tumbuh sebesar empat persen pada tahun ini dan 4,5 persen pada 2024. Sementara inflasi diperkirakan rata-rata sebesar 2,8 persen pada tahun ini dan 2,5 persen pada tahun depan.