Tren Belanja Gen Z Mengarah ke Omnichannel

Tren belanja digital. Foto: Medcom.id.

Tren Belanja Gen Z Mengarah ke Omnichannel

Arif Wicaksono • 8 December 2023 06:17

Tangerang: Data Sensus Penduduk pada 2020 menyebut Gen Z adalah generasi dengan populasi terbesar di Indonesia, yakni sebanyak 74,93 juta atau 27,94 persen dari total penduduk.

Generasi kelahiran paling tua 1996 ini telah memasuki usia pekerja produktif dengan proyeksi pendapatan yang terus meningkat, sehingga memiliki potensi daya beli yang tinggi yang dapat mempengaruhi tren belanja dalam beberapa tahun mendatang.

Dengan daya konsumsi unik dan berbeda dengan dengan generasi lainnya, Gen Z bersedia mengeluarkan uang lebih banyak untuk memperoleh barang atau jasa yang premium sekaligus menonjolkan individualitas mereka.

Mengutamakan kenyamanan dan kepraktisan, mereka memiliki karakteristik tech savvy dan kerap mengandalkan ulasan positif dari berbagai sumber digital sebelum membeli sebuah produk atau jasa.

Diulas dalam artikel McKinsey pada 2018, Gen Z memiliki ekspektasi agar mampu mengakses produk di manapun dan kapanpun secara seamless, sehingga semakin mengaburkan batasan antara kanal online maupun offline. Perilaku konsumsi ini juga didukung dengan pergeseran tren belanja pascapandemi.

Data Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) menyebutkan 60 persen masyarakat mulai berbelanja secara offline, 25 persen tetap berbelanja secara online, dan 15 persen gabungan keduanya.

Oleh karena itu, penting bagi brands untuk memahami dan mengadopsi strategi yang matang guna menghadapi era tren belanja terbaru dan memanfaatkan peluang menjadi yang terdepan melalui strategi omnichannel commerce.

Konsumen membutuhkan seamless shopping experience

Board Expert, Himpunan Peritel & Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) Yongky Susilo menegaskan, konsumen membutuhkan seamless shopping experience, mulai dari survei produk melalui ponsel serta konten yang interaktif dan real time seperti live streaming.

"Segala proses pembelian ini secara otomatis diperbarui dalam aplikasi, terintegrasi tanpa hambatan dan kerumitan dari sisi konsumen. Brand leverage yang terdiri dari awareness, trial sampai pada kepuasan saja tidak cukup, karena masih dibutuhkan berbagai disrupsi teknologi dan layanan untuk meningkatkan pengalaman berbelanja yang maksimal, lancar, dan efisien," jelas dia dalam keterangan tertulis, Kamis, 7 Desember 2023.

Dalam mengimplementasikan strategi omnichannel commerce, dibutuhkan eksekusi yang matang di mana brands harus memperhatikan beberapa potensi kendala selama proses adaptasi ke ranah digital.

Chief Operating Officer SIRCLO Danang Cahyono menjelaskan SIRCLO menemukan beberapa titik kesulitan yang dihadapi brands saat mengadopsi strategi omnichannel, yakni dibutuhkan kapasitas inventory yang besar saat menampung berbagai jenis produk di seluruh platform penjualan, kendala logistik, serta minimnya kemahiran teknologi untuk mengeksekusi strategi ini.

"Kehadiran strategi omnichannel menjadi penting bagi brands untuk memastikan pelayanan yang menyenangkan pada setiap interaksi antara penjual dan konsumen," tegas dia.

Strategi omnichannel

Dengan adanya strategi omnichannel, yang semula brands hanya menggunakan strategi multichannel yaitu memiliki berbagai kanal penjualan seperti toko fisik, marketplace, website, live streaming, hingga chat commerce tanpa kesinambungan, kini brands dapat meningkatkan kenyamanan konsumen saat berinteraksi dalam setiap sales touchpoint melalui integrasi dari setiap kanal penjualan tanpa batasan apapun.

Bahkan melalui tren pemasaran dan dengan pola belanja yang semakin berkembang, SIRCLO merambah pada strategi live streaming atau pemasaran produk secara daring melalui penyiaran langsung, dan pembeli dapat berinteraksi dengan penjual secara real time. Selaras dengan data Jakpat, metode berjualan secara live streaming ini didominasi oleh 87 persen audiens dari Gen Z 2 .

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arif Wicaksono)