BI: Rp7,42 Triliun Dana Asing Pulang Kampung Minggu Ini

Ilustrasi modal asing dalam bentuk dolar AS. Foto: dok MI/Rommy Pujianto

BI: Rp7,42 Triliun Dana Asing Pulang Kampung Minggu Ini

Husen Miftahudin • 16 November 2024 12:19

Jakarta: Bank Indonesia (BI) mencatat dana-dana asing lagi-lagi keluar dari pasar keuangan domestik selama sepekan ini. Hal ini terjadi sebagai dampak atas kemenangan Donald Trump di kontestasi Pilpres Amerika Serikat (AS).
 
Berdasarkan data transaksi pada 28-31 Oktober 2024, dana dari investor asing (nonresiden) tersebut tercatat jual neto (outflow) sebanyak Rp7,42 triliun.
 
Minggatnya dana asing dari pasar keuangan domestik pada minggu ini utamanya berasal dari pasar saham yang tercatat pulang kampung sebanyak Rp4,12 triliun dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) yang kabur Rp3,65 triliun.


(Ilustrasi dana asing dalam bentuk dolar AS - - Foto: Depositphotos)
 
Untungnya, di pasar Surat Berharga Negara (SBN), investor bule justru berbondong-bondong memborong. Totalnya ada sebanyak Rp0,35 triliun dana asing masuk (inflow) di pasar SBN minggu ini.
 
"Selama 2024, berdasarkan data setelmen sampai dengan 14 November 2024, nonresiden tercatat beli neto (inflow) sebesar Rp30,88 triliun di pasar saham, Rp37,29 triliun di pasar SBN, dan Rp192,98 triliun di SRBI," ungkap Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso, dikutip dari rilis Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah, Sabtu, 16 November 2024.
 
Sementara berdasarkan data pada semester II-2024 hingga 14 November 2024, nonresiden tercatat beli neto sebesar Rp30,54 triliun di pasar saham, Rp71,24 triliun di pasar SBN, dan Rp62,63 triliun di SRBI.
 

Baca juga: Prabowo Ajak Pengusaha AS Berinvestasi di Indonesia
 

Premi risiko naik

 
Adapun premi risiko atau Credit Default Swap (CDS) Indonesia lima tahun naik ke level 70,24 basis poin (bps) per 14 November 2024 dari 67,96 bps per 8 November 2024. CDS merupakan indikator untuk mengetahui risiko berinvestasi di SBN.
 
Semakin besar skor CDS, maka risiko berinvestasi di SBN juga semakin tinggi. Sebaliknya jika skor semakin kecil, maka risiko investasinya juga semakin rendah.
 
"Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia," tutup Ramdan.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)