Dua turis berfoto dekat Forbidden City di Beijing, Tiongkok. (EPA-EFE)
Beijing: Dalam upaya untuk mengurangi “perilaku mengganggu” dan ketidaknyamanan yang telah dialami para pengunjung, taman-taman populer dan lokasi wisata di Beijing, Tiongkok, semakin melarang layanan fotografi komersial di area mereka.
Menyewa fotografer profesional untuk melakukan sesi pemotretan di tempat-tempat populer seperti Kuil Surga dan Kota Terlarang telah lama menjadi tren di Tiongkok, terutama dengan meningkatnya penggunaan media sosial.
Namun, praktik ini semakin menjadi sorotan dari para penduduk lokal yang tidak senang serta pengunjung lain, yang turut mengeluhkan tentang kehadiran fotografer dengan peralatan besarnya dan memenuhi area-area foto populer, beberapa di antaranya bahkan telah menandai area untuk riasan hingga pergantian kostum.
Mengutip dari Channel News Asia, Selasa, 17 Desember 2024, banyak juga yang telah mengatakan hal ini dapat merusak pengalaman berkunjung, dan perdebatan panjang ini pun kembali timbul setelah sebuah unggahan di media sosial menunjukkan adanya tanda larangan fotografi komersial di taman kekaisaran Jingshan yang terkenal di Beijing dan kini menjadi viral.
Diunggah pada 7 Desember di aplikasi media sosial Tiongkok Xiaohongshu oleh salah satu pengguna bernama Holy. Di dalam unggahan tersebut ia memperlihatkan tanda baru yang dicat coklat dan putih dengan tulisan: “Dilarang menawarkan layanan fotografi komersial kepada wisatawan. Kunjungi taman dengan cara yang beradab.”
Dalam tanda tersebut juga tercantum nomor telepon publik bagi pengunjung yang ingin mengajukan keluhannya.
Pengguna media sosial mencatat bahwa tanda serupa juga terlihat di lokasi wisata populer lainnya di Beijing belakangan ini, termasuk dengan Taman Beihai, Kota Terlarang, dan Kuil Surga - tempat pengunjung juga sering mengenakan pakaian tradisional Manchu untuk melakukan sesi pemotretan, mirip dengan adegan dalam drama sejarah populer Tiongkok.
Fotografer Komersial
Sebuah tanda yang dipajang di Taman Jingshan, yang telah menawarkan pemandangan panorama Beijing dan Kota Terlarang, mengacu pada peraturan resmi taman yang melarang perilaku yang “mengganggu penampilan taman dan ketertiban tur.”
Tanda lainnya, yang melarang fotografi komersial di Kuil Surga, mengingatkan pengunjung bahwa fotografi komersial, siaran langsung, dan pengambilan video “dilarang keras” dilakukan di area tersebut tanpa izin sebelumnya.
Unggahan yang telah menampilkan tanda di Taman Jingshan mendapat tanggapan positif dan dukungan luas dari pengguna Xiaohongshu. Banyak diantara mereka yang menyambut dengan gembira dan membagikan pengalaman yang serupa yang telah mereka alami di Beijing.
Salah satu pengguna lain di aplikasi Xiaohongshu bernama Uhauha juga membagikan pengalamannya bertemu dengan fotografer komersial saat mengunjungi Kuil Surga pada bulan November lalu.
Ia mengatakan bahwa fotografer tersebut telah memenuhi lokasi dan membutuhkan “beberapa menit untuk setiap pengambilan foto,” yang menyebabkan banyak pengunjung harus mengantri. “Semua spot foto bagus diambil oleh fotografer komersial. Mereka bahkan berani menyuruh saya untuk mengantri,” tambahnya.
Fotografer itu juga menyebutnya “tidak sopan” karena menghalangi pengambilan gambarnya dan mengancam akan memanggil polisi. “Saya benar-benar tidak habis pikir dengan orang yang tega berteriak pada orang lain agar menyingkir,” ujar Uhauha.
Pengguna lainnya yang bernama Kaziki, juga mengatakan: “Saya harap semua museum di seluruh Tiongkok menghentikan ini. Saya datang untuk melihat artefak, bukan orang-orang.”
Dalam pernyataan resmi yang telah dibuatnya pada 15 Desember lalu dengan mengacu pada hukum setempat, Pusat Administrasi Taman Kota Beijing, yang mengelola taman dan organisasi terkait di seluruh ibu kota, menyatakan bahwa berbagai taman telah mulai melarang fotografer komersial di dalam kawasan mereka dan juga mulai mengambil tindakan.
“Pasal 38 dari Peraturan Pariwisata Beijing menyatakan bahwa tempat wisata memiliki hak untuk mengambil langkah-langkah seperti menghentikan mereka yang mendirikan lapak tidak sah atau ‘menduduki area di dalam lokasi mereka,” ujar Pusat Administrasi tersebut.
Beberapa bahkan sampai menawarkan jasa secara paksa dan menipu wisatawan, menurut laporan media Tiongkok, hal tersebut yang memicu keluhan dari para pengunjung.
Meningkatkan Penindakan
Dalam laporan yang telah diterbitkan oleh surat kabar Beijing Daily pada 13 Desember, seorang petugas taman di Kuil Surga menjelaskan peraturan dan menegaskan bahwa meskipun fotografi komersial dilarang, pengunjung masih diperbolehkan untuk mengenakan pakaian tradisional dan aksesoris serta mengambil foto untuk keperluan pribadi.
“Mereka yang terlibat dalam fotografi komersial biasanya membawa tas berbagai ukuran berisi properti dan kostum. (Mereka) juga mengganggu pengunjung lain yang sedang berwisata dan mengambil foto,” kata petugas taman.
“(Kami) akan segera mengeluarkan mereka dari taman jika hal ini terjadi.”
Para pengunjung taman mendukung larang tersebut, terutama selama periode liburan.
“Selama liburan, (kamu) harus menunggu lama untuk bisa berfoto di lokasi populer,” ujar seorang pengunjung bernama Ms Lou Kepada Beijing Daily. Ia juga menambahkan bahwa lokasi tersebut sering dipenuhi oleh kelompok fotografi komersial, bahkan terkadang terjadi perdebatan memperebutkan spot foto.
“Sejak itu, suasananya jauh lebih tenang,” ujarnya.
Di Kuil Surga, pengeras suara juga telah dipasang di seluruh area, memperingatkan pengunjung bahwa pihak berwenang tidak memberikan izin kepada pihak ketiga untuk menyediakan layanan riasan dan kostum, serta layanan otografi dan tur, dan meminta para pengunjung untuk tidak menggunakan jasa mereka.
Langkah ini mengikuti kebijakan dari pihak berwenang di Taman Beihai di pusat Beijing yang mengumumkan bahwa mereka telah menghentikan aktivitas fotografi komersial di area mereka sejak April dan baru-baru ini “meningkatkan penindakan,” menurut laporan berita Tiongkok. (
Siti Khumaira Susetyo)
Baca juga:
Wisata Kemegahan Kota Terlarang di Beijing