Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Mao Ning. Foto: Kemenlu Tiongkok
Beijing: Tiongkok mengharapkan ‘koeksistensi damai’ dengan Amerika Serikat (AS) di tengah kemenangan Donald Trump sebagai presiden mengalahkan Kamala Harris.
“Kami akan terus mendekati dan menangani hubungan Tiongkok-AS berdasarkan prinsip saling menghormati, koeksistensi damai, dan kerja sama yang saling menguntungkan,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Mao Ning, dalam konferensi pers rutin, dikutip dari Channel News Asia, Kamis 7 November 2024.
"Kebijakan kami terhadap Amerika Serikat tetap konsisten," tambah Mao Ning.
Mao tidak berkomentar langsung mengenai kemungkinan terpilihnya kembali Trump, namun menyatakan bahwa "pemilihan presiden Amerika Serikat adalah urusan dalam negeri AS."
"Kami menghormati pilihan rakyat Amerika," ujar Mao Ning.
Mao juga menyampaikan setelah hasil Pemilu AS diumumkan secara resmi, pihaknya akan menangani semua urusan terkait sesuai dengan prosedur yang berlaku.
Ketika ditanya apakah Presiden Xi Jinping akan memberi ucapan selamat kepada Trump, Mao mengisyaratkan bahwa hal itu akan dilakukan sesuai kebiasaan resmi.
Pemilu AS kali ini mendapat perhatian luas di Negeri Tirai Bambu. Pada Rabu sore, beberapa topik terkait kemenangan Trump menjadi trending di platform media sosial Weibo yang mirip X.
"Trump, selamat! Fokuslah pada pembangunan negara Anda dan berhenti ikut campur dalam urusan negara lain," tulis salah satu komentar di Weibo.
Kedua kandidat dalam pemilu kali ini sama-sama berjanji akan lebih tegas terhadap Tiongkok. Trump, misalnya, berencana memberlakukan tarif hingga 60 persen pada seluruh produk Tiongkok yang masuk ke AS.
"Bisnis keluarga saya bergerak di bidang perdagangan luar negeri, dan sekarang dunia kami hancur," tulis seorang pengguna di Douyin yang mendapat hampir 800 like.
"Tarif tambahan setidaknya 20 persen—mereka yang bekerja di perdagangan luar negeri harus segera mempertimbangkan untuk pindah pekerjaan!" tulis pengguna lain di Weibo.
Reaksi masyarakat beragam
Di Beijing, beberapa orang menyatakan tidak peduli siapa pemenangnya, menganggap politik Amerika bukan urusan mereka.
Namun, sejumlah orang masih memperhatikan gaya khas Trump, seperti seorang pemuda yang sedang merokok di pinggir jalan, meniru gerakan tari Trump saat mendengar lagu YMCA.
Sebaliknya, beberapa orang merasa bahwa masyarakat dari berbagai sektor di Tiongkok tetap mengamati apa yang akan terjadi di bawah masa jabatan kedua Trump.
"Apapun industrinya, orang-orang memang memperhatikan dia dan bertanya-tanya apa yang akan terjadi selanjutnya bagi Tiongkok jika dia berkuasa," ujar seorang pria yang bekerja di industri asuransi dan meminta agar namanya tidak disebutkan.
Trump telah mengusulkan tarif 10 hingga 20 persen pada semua produk impor, dan bahkan lebih tinggi, yaitu 60 persen, untuk barang-barang Tiongkok.
"Bagi beberapa perusahaan perdagangan luar negeri, ini bisa menjadi tantangan," tambah pria tersebut. "Namun, menurut pepatah Tiongkok, 'lebih baik sakit sebentar daripada sakit berkepanjangan'."
Selain itu, pria tersebut mengatakan bahwa, meski Trump melakukan tindakan yang mungkin "memprovokasi" Tiongkok, dampaknya tidak akan berlangsung lama.
"Dia hanya akan menjabat selama empat tahun, bukan?" katanya.
Trump akan bersikap keras
Di Shanghai, kota besar yang menjadi pusat ekonomi, beberapa warga menyatakan tidak terlalu mengikuti pemilu AS karena merasa hasilnya tidak akan berpengaruh banyak bagi Tiongkok.
"Saya tidak peduli sama sekali," kata Chester Song, pemilik restoran kecil, meskipun ia mengaku lebih menyukai Trump dibanding Kamala Harris karena Trump adalah “pengusaha yang baik.”
Seorang wanita yang enggan disebutkan namanya menilai bahwa hasil pemilu lebih berdampak pada rakyat AS daripada warga Tiongkok. Emily, seorang arsitek berusia 30-an, mengatakan bahwa sebagian besar orang tidak terlalu peduli, dan secara pribadi ia menganggap Trump dan Harris "sama saja".
Namun, Emily mengungkapkan bahwa dirinya memiliki investasi di pasar saham Tiongkok dan memperhatikan adanya penurunan ketika Trump mengumumkan kemenangannya.
"Selama masa jabatan Trump sebelumnya, ada perang dagang yang berdampak besar pada pasar saham Tiongkok,” ujar Emily.
Jerry, seorang manajer pengadaan berusia 31 tahun, menambahkan, "Saya rasa Trump akan cukup keras."
"Kemenangan ini juga bisa berdampak buruk bagi Tiongkok karena kita pernah menghadapi perang dagang di masa lalu, jadi mungkin kita akan menghadapi hal serupa lagi,” pungkas Jerry.
(Muhammad Reyhansyah)