Ilustrasi. Foto: Freepik
Annisa Ayu Artanti • 1 March 2024 08:40
New York: Harga minyak dunia ditutup lebih rendah pada perdagangan Kamis, tetapi mencatat kenaikan bulanan kedua. Harapan untuk pasokan yang lebih ketat dan harapan baru untuk penurunan suku bunga AS pada musim panas menyusul data yang menunjukkan inflasi yang terus menurun.
Melansir Investing.com, Jumat, 1 Maret 2024, harga minyak mentah berjangka AS turun 0,4 persen menjadi USD78,26 per barel dan kontrak Brent turun 0,3 persen menjadi USD81,88 per barel. Kedua patokan tersebut menutup bulan Februari dengan kenaikan bulanan kedua.
Data inflasi mendinginkan kekhawatiran
Data indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi yang dirilis Kamis sebelumnya naik 0,3 persen dalam sebulan dan 2,8 persen secara tahunan pada bulan Januari.
Angka itu sesuai dengan perkiraan para ekonom dan memberikan kelegaan pada pasar menyusul tanda-tanda inflasi yang lebih cepat bulan lalu.
Indeks harga PCE inti, pengukur inflasi favorit Federal Reserve, naik 0,4 persen dalam sebulan di bulan Januari, kenaikan tahunan sebesar 2,8 persen.
Kekhawatiran akan suku bunga yang lebih tinggi telah menjadi pemberat utama pada harga minyak, mengingat kondisi ekonomi dan permintaan biasanya memburuk dalam lingkungan suku bunga yang tinggi.
Harapan perpanjangan OPEC+ dan penurunan produksi AS
Ekspektasi untuk OPEC dan sekutunya atau OPEC+ untuk memperpanjang pemangkasan mereka hingga kuartal kedua juga membantu meningkatkan sentimen dan harapan untuk pasar yang lebih ketat tahun ini.
OPEC+ saat ini diperkirakan akan mempertahankan pembatasan produksi saat ini hingga akhir 2024. OPEC+ akan bertemu pada awal Maret untuk memutuskan apakah akan memperpanjang pembatasan produksi minyak.
Pada bulan November, kelompok ini secara kolektif memutuskan untuk secara sukarela memotong 2,2 juta barel per hari produksi di kuartal I.
Meningkatnya ekspektasi untuk pemangkasan produksi terjadi karena produksi AS turun sedikit dari rekor tertinggi. Produksi minyak mentah AS turun menjadi 13,315 juta barel per hari di Desember, turun dari rekor November sebesar 13,314 juta barel per hari, data dari Energy Information Administration menunjukkan pada hari Kamis.
Meskipun begitu, kekhawatiran akan perlambatan permintaan dari Tiongkok meningkat setelah sebuah produsen besar milik negara memperingatkan permintaan minyak di importir minyak mentah terbesar di dunia ini diperkirakan akan tetap stagnan tahun ini.
Sementara itu, konflik Timur Tengah tidak menunjukkan tanda-tanda mereda, dengan Israel dan Hamas meremehkan prospek gencatan senjata dalam perang mereka di Gaza.