Emas dunia. Foto: Unsplash.
Jakarta: Emas dunia alami kenaikan pada pembukaan perdagangan hari ini. Emas masih menguat ditengah data terkini Amerika Serikat (AS) yang menunjukan inflasi masih tinggi.
Dikutip dari Investing.com, emas dunia acuan XAU/USD naik 0,44 persen dengan berada pada level USD2.013 per ons dengan berada pada level Sabtu, 17 Februari 2024. Emas dunia sudah naik 9,15 persen dalam setahun.
Analisis Deu Calion Futures (DCFX) Andrew Fischer memprediksi harga emas dunia akan cenderung meningkat. Fischer dalam pandangannya menyebutkan tren kenaikan harga emas masih terjadi, dan belum ada tanda pembalikan yang cukup besar.
"Namun, perlu diingat bahwa kenaikan ini diprediksi hanya bersifat sementara dalam jangka pendek, dan perubahan signifikan mungkin terjadi ke depan," jelas dia dalam risetnya, dikutip Sabtu, 17 Februari 2024.
Dia menuturkan emas kemungkinan akan menghadapi
support di USD1.996,40 per ons dan
resistance di USD2.051,90 per ons. Sementara itu, Indeks Dolar AS Berjangka menunjukkan penurunan, menguatkan daya tarik emas.
pergerakan dolar AS
Namun, pergerakan dolar yang lebih kuat dalam jangka pendek bisa menjadi faktor yang membatasi pertumbuhan emas.
Producer Price Index (PPI) mencapai sebesar 0,9 persen atau diatas prediksi analis sebesar 0,6 persen. Kenaikan diatas ekspetasi ini mensyaratkan inflasi yang masih tinggi sehingga suku bunga tinggi masih diperlukan.
Pada perdagangan Asia, harga emas tidak banyak bergerak, tetap di bawah level support utama. Prospek kenaikan suku bunga AS yang lebih tinggi terus mengurangi daya tarik emas, meskipun dolar mengalami kerugian ringan.
Fischer mengatakan beberapa faktor ekonomi seperti data retail sales, klaim pengangguran, dan inflasi indeks harga produsen dijadikan fokus untuk mendapatkan lebih banyak isyarat mengenai arah ekonomi Amerika.
"Para trader terus mengurangi ekspektasi pemangkasan suku bunga, dan beberapa pejabat Fed memberikan pernyataan yang mengindikasikan kebijakan moneter yang lebih ketat," ucap Fischer.
Meskipun emas mengalami kenaikan dalam jangka pendek, kebijakan suku bunga AS yang lebih tinggi diperkirakan akan membatasi pertumbuhan emas dalam waktu dekat. Kondisi ekonomi global yang tidak pasti tetap menjadi faktor penentu pergerakan harga emas ke depan.