Usai Menguat, Harga Minyak Stabil

Ilustrasi. Foto: Unplash

Usai Menguat, Harga Minyak Stabil

Annisa Ayu Artanti • 5 November 2024 11:59

Jakarta: Harga minyak stabil di perdagangan Asia pada Selasa setelah naik tajam dalam beberapa sesi terakhir. Para pedagang sekarang mencari lebih banyak isyarat dari pemilihan presiden AS dan pertemuan politik utama di Tiongkok.
 
Seperti diketahui, harga minyak melonjak pada Senin setelah Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya (OPEC+) menunda rencana untuk meningkatkan produksi tahun ini, memberikan prospek yang lebih ketat untuk pasar.

Namun terlepas dari kenaikan baru-baru ini, minyak masih tetap mendekati level terendah tiga tahun yang dicapai pada awal tahun ini, karena pasar tetap gelisah karena melambatnya permintaan, terutama di negara importir terbesar, yaitu Tiongkok.

Ketegangan yang meningkat di Timur Tengah juga memberikan dukungan terbatas pada minyak mentah, bahkan ketika Iran dilaporkan bersiap untuk meluncurkan serangan rudal terhadap Israel. Israel juga terlihat mempertahankan serangannya terhadap Hamas dan Hizbullah.


Melansir Investing.com, Selasa, 5 November 2024, harga minyak Brent berjangka yang akan berakhir Januari turun 0,2 persen menjadi USD74,93 per barel. Sementara minyak mentah berjangka West Texas Intermediate turun 0,2 persen menjadi USD70,90 per barel pada pukul 20:02 WIB (01:02 GMT).
 

Baca juga: 

8 Negara Anggota OPEC+ Lanjut Pangkas Produksi Minyak Sukarela selama Sebulan



Ilustrasi. Foto: ICDX

Pertemuan NPC Tiongkok

Komite Tetap Kongres Rakyat Nasional Tiongkok telah memulai pertemuan empat hari pada Senin. NPC diperkirakan akan menyetujui lebih banyak pengeluaran fiskal oleh pemerintah, terutama setelah Beijing menguraikan sejumlah langkah fiskal yang bertujuan untuk mendukung pertumbuhan.

Namun RRT belum memberikan isyarat mengenai ukuran atau skala langkah-langkah yang direncanakan, mengingat hanya NPC yang dapat menyetujui peningkatan pengeluaran fiskal.

Laporan-laporan terbaru mengatakan negara ini dapat menyetujui peningkatan utang sekitar USD1,4 triliun dalam beberapa tahun mendatang.

Tanda-tanda langkah-langkah stimulus konkrit di Tiongkok itu kemungkinan akan mendukung pasar minyak, mengingat negara tersebut adalah importir minyak mentah terbesar di dunia.

Pemilihan umum AS dan pertemuan Fed

Pasar juga menantikan isyarat-isyarat lain dari AS karena negara ini akan mengadakan pemilihan presiden yang diperebutkan dengan ketat pada Selasa.

Jajak pendapat terbaru menunjukkan Donald Trump dan Kamala Harris sebagian besar bersaing ketat, dengan hasil yang jelas tampak tidak pasti.

Setelah pemilu, fokus minggu ini juga tertuju pada pertemuan Federal Reserve, dan bank sentral secara luas diperkirakan akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin.

Pemilu dan pertemuan the Fed akan memberikan lebih banyak petunjuk mengenai konsumen bahan bakar terbesar di dunia ini, terutama karena permintaan akan menurun menjelang musim dingin.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Annisa Ayu)