Donald Trump tuduh retorika Biden dan Harris memicu percobaan pembunuhan terhadap dirinya. Foto: The New York Times
Medcom • 17 September 2024 10:02
Washington: Mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kembali melontarkan tuduhan tajam terhadap Presiden Joe Biden dan Wakil Presiden Kamala Harris. Menurut Trump, retorika mereka yang menurutnya memicu percobaan pembunuhan kedua terhadap dirinya pada akhir pekan lalu.
Trump menyatakan bahwa pelaku serangan tersebut dipengaruhi oleh “bahasa yang sangat menghasut” dari kubu Demokrat.
Menurut laporan Fox News, insiden ini menandai upaya pembunuhan ke 2 terhadap Trump sejak Juli lalu, Ryan Wesley Routh, ditemukan membawa AK-47 yang diarahkan ke lapangan golf melalui pagar rantai, bersama dengan kamera GoPro dan kedua ransel. Meskipun Routh berhasil melarikan diri dan akhirnya ia ditangkap di jalan raya I-95.
“Dia (Routh) percaya pada retorika Biden dan Harris, dan dia bertindak berdasarkan itu,” kata Trump, dalam wawancara dengan Fox News Digital.
Selain itu, Trump juga menuding bahwa pernyataan Biden dan Harris yang menyebut dirinya sebagai “ancaman bagi demokrasi” telah menyebabkan serangan ini.
Trump juga menyoroti pernyataan-pernyataan Biden dan Harris yang menggambarkan diri mereka sebagai pemimpin yang mempromosikan persatuan dan ancaman dari dalam yang ingin menghancurkan negara.
“Mereka adalah kebalikannya,” ujar Trump.
Sebagai tanggapan, kubu Demokrat telah berulang kali menuduh Trump sebagai sosok yang menaikkan suhu politik dna menjadi ancaman bagi demokrasi, terutama setelah insiden kerusuhan di Capitol Hill pada 6 Januari 2021.
Biden bahkan menuduh Trump menghasut kekerasan melalui retorikanya tentang imigran di Ohio baru-baru ini.
Sementara itu, Trump mengecam kebijakan pemerintah Biden dan Harris, menurutnya memperburuk kondisi AS dengan membiarkan jutaan imigran berbahaya masuk ke negara tersebut. Ia juga mengkritik media yang dianggapnya melindungi Demokrat dan menyebarkan “filosofi yang sakit”.
Meskipun mengalami dua upaya pembunuhan, Trump menegaskan bahwa dirinya tetap dalam keadaan aman.
"Saya AMAN dan SEHAT! Tidak ada yang bisa menghentikan saya. Saya TIDAK AKAN PERNAH MENYERAH!," penyampaian Trump dalam email penggalangan dana.
Insiden ini menambah ketegangan politik yang telah memanas menjelang pemilu presiden berikutnya, dimana Trump berusaha untuk kembali mencalonkan diri. Sebagai calon presiden dari Partai Republik.
Maka, Trump terus menuding retorika lawan politiknya sebagai pemicu kekerasan dan berusaha mempertahankan citranya sebagai penyelamat negara dalam kehancuran.
(Nithania Septianingsih)