Menko Luhut: Hadapi Krisis Air dengan Global Water Fund

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Foto: Dokumen Kemenko Marves

Menko Luhut: Hadapi Krisis Air dengan Global Water Fund

Annisa ayu artanti • 21 May 2024 16:11

Nusa Dua: Global Water Fund dinilai bisa menjadi solusi atas risiko kelangkaan dan ketersediaan air yang terus meningkat. Dua isu itu menjadi prioritas dalam Sustainable Development Goals (SDGs).

Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menjelaskan, besarnya tantangan ini menuntut dunia untuk memobilisasi pendekatan sumber pendanaan baru dan pengurangan risiko guna menciptakan kepercayaan investor terhadap upaya pembangunan ketahanan, khususnya di bidang infrastruktur air, melalui Global Water Fund.

"Melihat solusi berbasis alam dan ketahanan infrastruktur memberikan peluang yang menjanjikan, maka diperlukan pendekatan pembiayaan yang inovatif untuk mencapai potensi penuhnya. Salah satunya dapat melalui blended finance, yakni Global Water Fund," ungkap Luhut dalam sambutannya pada High Level Panel (HLP) 10th World Water Forum di Nusa Dua, Bali, dikutip dari siaran pers, Selasa, 21 Mei 2024.
 
Baca juga: 

Dukung Percepatan Investasi Sekretariat Global Blended Finance Alliance Resmi Diluncurkan

Blended finance adalah

Luhut menjelaskan, blended finance adalah pendekatan penataan keuangan yang menggabungkan berbagai bentuk modal untuk mendukung tujuan bersama, terutama dalam investasi kompleks yang berpotensi membangun ketahanan masyarakat dan mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan. 
Menurutnya, pendekatan itu melibatkan penggunaan dana publik atau filantropis untuk menarik modal swasta, terutama untuk proyek-proyek yang mungkin dianggap terlalu berisiko atau tidak langsung menghasilkan keuntungan.

"Hal ini dapat digunakan untuk mengatasi kesenjangan pendanaan, mengurangi risiko investasi, dan merangsang pertumbuhan ekonomi dan inovasi," ujar dia.

Indonesia, lanjut Luhut akan memprakarsai G20 Bali Global Blended Finance (GBFA) yang akan menjembatani kesenjangan pendanaan untuk tujuan-tujuan isu iklim dan SDGs dengan pendekatan yang dipimpin oleh daerah, serta didedikasikan untuk memfasilitasi negara-negara berkembang, negara-negara kurang berkembang (LDCs), dan kerja sama Selatan-Selatan untuk meningkatkan proses transisi.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Annisa Ayu)