Polisi Inggris terus berupaya lumpuhkan pelaku kerusuhan. Foto: BBC
Kuala Lumpur: Badai disinformasi anti-Muslim di media sosial telah memicu kekerasan Islamofobia dan ekstrem kanan di Inggris. Malaysia dan Australia telah mengeluarkan peringatan perjalanan bagi warga negaranya di tengah kerusuhan di Inggris.
“Warga negara Malaysia yang tinggal atau bepergian ke Inggris didesak untuk menjauh dari area protes, tetap waspada, dan mengikuti pembaruan dan panduan terbaru yang diberikan oleh otoritas setempat,” kata Kementerian Luar Negeri Malaysia dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Anadolu, Selasa 6 Agustus 2024.
Malaysia adalah negara pertama yang mengeluarkan peringatan perjalanan ke Inggris, karena Inggris mengalami gelombang kerusuhan terburuk dalam 13 tahun, dengan demonstran ekstrem kanan yang menargetkan pencari suaka dan komunitas etnis minoritas di seluruh negeri.
Di Canberra, pemerintah mendesak warga negara Australia untuk menghindari area tempat protes terjadi "karena potensi gangguan dan kekerasan."
"Pantau media untuk informasi dan pembaruan. Ikuti instruksi dari otoritas setempat," kata Menteri Luar Negeri Penny Wong dalam sebuah peringatan bagi warga negara Australia.
Kuala Lumpur mengatakan bahwa pihaknya "memantau dengan saksama serangkaian protes yang saat ini berlangsung di beberapa wilayah" di Inggris.
Badai disinformasi anti-Muslim di media sosial telah memicu kekerasan Islamofobia dan sayap kanan setelah serangan penusukan yang fatal di kota pesisir utara Inggris, Southport, pada 29 Juli.
Laporan palsu yang disebarkan oleh akun media sosial sayap kanan ekstremis mengklaim bahwa tersangka adalah seorang Muslim dan seorang migran, yang digaungkan dalam nyanyian-nyanyian pedas Islamofobia massa.
Polisi sejauh ini mengatakan bahwa tersangka adalah seorang pria berusia 17 tahun yang lahir di Cardiff, ibu kota Wales, dan tinggal di sebuah desa dekat Southport.
Indonesia tidak melarang
Kementerian Luar Negeri Malaysia mendesak warganya untuk mendaftarkan kehadiran mereka di misi diplomatik negara Asia Tenggara itu di London.
Sementara Indonesia tidak melarang warga negara Indonesia (WNI) untuk datang ke Inggris. Hal ini disampaikan oleh pihak Kementerian Luar Negeri RI.
“Untuk saat ini Kita tidak melarang WNI untuk datang ke UK. Namun Kemlu dan KBRI London terus memantau situasi dari dekat dan akan update imbauan jika diperlukan,” ujar Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri Judha Nugraha.
Sebelumnya, KBRI London telah sampaikan imbauan kepada WNI di Inggris, menyusul kerusuhan yg terjadi di beberapa kota di Inggris yg terpicu oleh penikaman pada kelas tari di Southport.
Masyarakat WNI diminta utk meningkatkan kewaspadaan, mempertimbangkan urgensi jika beraktivitas di luar rumah, hindari kerumunan massa dan lokasi lokasi yg berpotensi jd tempat berkumpulnya demonstran.
Para WNI diminta selalu memantau dan mengikuti arahan otoritas setempat. Dalam kondisi darurat, segera hubungi nomor darurat setempat 112 atau 999 ataupun saluran kekonsuleran KBRI +447795105477 atau +447425648007.
Berdasarkan komunikasi dengan komunitas Indonesia, hingga saat ini tidak ada WNI yang menjadi korban.
Jumlah WNI yg tercatat di beberapa kota di Inggris antara lain:
- Sunderland: 18
- Manchester: 532
- Leeds: 467
- Nottingham: 290
- Bristol: 228
- Liverpool: 134
- London: 3.279