Maskapai penerbangan. Foto: Unsplash.
Washington: Maskapai penerbangan dan perusahaan penerbangan besar AS bergabung dengan perusahaan etanol untuk mengirimkan surat kepada pemerintahan Biden. Hal ini untuk mendukung perubahan peraturan yang akan mempermudah bahan bakar penerbangan berkelanjutan (SAF) yang terbuat dari ethanol berbahan dasar jagung.
Undang-Undang iklim yang menjadi ciri khas Presiden AS Joe Biden, mewajibkan produsen SAF untuk menggunakan model emisi yang dikembangkan oleh Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO), atau metodologi serupa untuk menunjukkan bahwa bahan bakar mereka mengurangi emisi dibandingkan bensin sebesar 50 persen untuk mengamankan subsidi.
Sementara itu, maskapai seperti Delta, JetBlue dan Southwest, serta perusahaan seperti GE Aerospace dan Boeing, mengatakan dalam suratnya kepada Menteri Keuangan Janet Yellen pemerintah harus mengizinkan penggunaan Gas Rumah Kaca, Emisi Teregulasi, dan Penggunaan Energi dalam Teknologi (GREET) milik Departemen Energi AS. Model ini sejalan dengan permintaan dari industri ethanol.
Pelaku undustri ethanol percaya bahwa model GREET lebih mungkin memberikan manfaat iklim yang diperlukan untuk mengamankan subsidi IRA dibandingkan model ICAO. Namun kelompok lingkungan hidup berpendapat bahwa model GREET meremehkan emisi yang dihasilkan etanol, khususnya yang terkait dengan pembukaan lahan untuk menanam tanaman yang diperlukan untuk membuat ethanol.
“Dengan sinyal pasar yang tepat, kita dapat melakukan de-karbonisasi penerbangan dan memacu gelombang baru inovasi AS dan lapangan kerja energi ramah lingkungan. Namun, ketidakpastian saat ini merupakan masalah pembangunan multi-tahun,” kata surat tersebut, yang juga ditandatangani oleh perusahaan ethanol dikutip dari Channel News Asia, Rabu,1 November 2023.
Keputusan Desember 2023
Surat itu datang pada hari yang sama ketika Biden dan pemerintahannya memulai fokus dua minggu di pedesaan Amerika, dimulai dengan kunjungan ke Minnesota pada Rabu, 1 November 2023. Keputusan akhir mengenai pemodelan berada di tangan Departemen Keuangan, meskipun Departemen Pertanian, lingkungan hidup dan energi dan Gedung Putih telah turun tangan.
Di lain pihak USDA mengaku telah memperbarui model GREET untuk memastikan bahwa ethanol memenuhi syarat sebagai bahan baku SAF. Keputusan dari Departemen Keuangan diperkirakan akan diambil pada Desember 2023.
