IHSG Berhasil Menguat di 7.761

Jakarta: Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa sore ditutup naik.
 

Baca juga: Jelang Pengumuman Inflasi AS, IHSG Hari Ini Dibuka Menguat

IHSG ditutup menguat 58,64 poin atau 0,76 persen ke posisi 7.761,39. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 4,13 poin atau 0,44 persen ke posisi 951,83.

Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih. menuturkan sentimen yang mempengaruhi pergerakan IHSG hari ini antara lain, dari dalam negeri, aksi investor asing tercatat beli bersih senilai Rp251,63 miliar di seluruh pasar kemarin.

Sektor properti memimpin penguatan 1,91 persen, sekaligus lanjut positif secara weekly dalam tiga pekan beruntun akibat perpanjangan PPN DTP dan potensi pemangkasan suku bunga The Fed.

Di sisi lain, Bank Indonesia (BI) melaporkan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada Agustus 2024 berada di level optimis sebesar 124,4 atau lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 123,4. Apresiasi IKK tersebut didorong oleh kenaikan Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK).

Wall Street

Dari mancanegara, indeks utama Wall Street kompak menguat menanti rilis data inflasi AS di pekan ini yang berpotensi lebih landai.

Melansir Xinhua, Selasa, 10 September 2024, Indeks Dow Jones Industrial Average naik 484,18 poin, atau 1,20 persen, menjadi 40.829,59. Indeks S&P 500 bertambah 62,63 poin, atau 1,16 persen, menjadi 5.471,05. Indeks Komposit Nasdaq meningkat 193,77 poin, atau 1,16 persen, menjadi 16.884,6.

Pelaku pasar juga merespon positif jelang penurunan suku bunga The Fed pada 18 September 2024.

Sementara, hari ini pasar menanti debat perdana calon presiden AS, Kamala Harris dan Donald Trump. Dari Asia, tingkat inflasi tahunan di China pada Agustus 2024 sebesar 0,6 persen atau lebih tinggi dibandingkan Juli 2024 sebesar 0,5 persen.

Kenaikan inflasi tersebut mencerminkan ekonomi Tiongkok mulai pulih. Sebelumnya, Bank Sentral China (PBoC) memberikan kebijakan ekspansif dengan tingkat bunga pinjaman terendah sepanjang sejarah untuk kembali membangkitkan ekonomi.