Penjabat Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin, melihat kerusakan akibat bencana di Kabupaten Sukabumi. Dokumentasi/ Pemprov Jabar
Media Indonesia • 9 December 2024 14:41
Sukabumi: Perbaikan infrastruktur jalan dan jembatan yang rusak akibat bencana di Kabupaten Sukabumi dan Cianjur terus dilakukan Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Jawa Barat.
"Sebagian jalan yang rusak dan tertutup material tanah longsor sudah bisa dilewati kendaraan secara terbatas. Di antaranya Jalan Cikembang-Jampang Tengah-Kiaradua, di Kabupaten Sukabumi," kata Kepala Dinas Bina Marga Jawa Barat, Bambang Tirtoyuliono, Senin, 9 Desember 2024.
Di lokasi ini ada tiga titik tanah longsor. Kini seluruhnya sudah dibersihkan. Jalan lain yang juga sudah diperbaiki yakni, Jalan Waluran - Malereng — Palangpang — Puncak Darma — Cisaar, termasuk Jalan Kiaradua - Waluran, Surede - Tegalbuleud - Sidangbarang. Sementara Jalan Cibadak — Cikidang — Pelabuhan Ratu bisa dilewati pada ruas jalan nasional.
Saat ini perbaikan masih dilakukan di ruas jalan Sukabumi (Baros) - Sagaranten. Di lokasi ini beton retak dan amblas.
Sementara perbaikan juga dilakukan di Jalur Cisaat—Sp Loji yang terputus akibat amblas badan jalan. Di Sp Loji— uncak Darma Jalan terputus akibat Jembatan Cihaur ambruk.
Pemulihan dilakukan dengan menempatkan jembatan bailey dan bronjong. Jembatan bailey juga dibangun untuk menghubungkan Tegalbuleud—Sagaranten yang terputus karena Jembatan Cilengka amblas.
"Jalan antara Waluran—Jampang Kulon masih terputus karena amblas. Sementara ruas Bagbagan-Kiaradua sudah tembus untuk dilalui, tetapi masih ada potensi longsoran dan masih banyak sisa material tanah di badan jalan," jelas Bambang.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat mencatat sampai Minggu, 8 Desember, sebanyak 10 orang meninggal dan sudah dievakuasi dari lokasi bencana. Sementara dua warga masih dalam proses pencarian.
Jumlah wilayah terdampak bencana sebanyak 39 kecamatan dan 158 desa. Tanah longsor terjadi di 147 titik kejadian, banjir di 79 Titik kejadian, angin kencang di 25 titik kejadian, dan pergerakan tanah di 84 titik kejadian.
BPBD mencatat korban terdampak bencana sebanyak 3.252 kepala keluarga atau 5.184 jiwa. Warga yang mengungsi sebanyak 892 kepala keluarga atau 2.921 jiwa.
Terdata juga, rumah rusak berat sebanyak 628 unit, sedang 360 unit, ringan 603 unit, dan terendam sebanyak 1.080 unit.