Masa Tanggap Darurat Longsor dan Pergerakan Tanah di Garut Ditambah 14 Hari

Kerusakan akibat gempa di Garut, Sabtu, 27 April 2024. (dok BNPB)

Masa Tanggap Darurat Longsor dan Pergerakan Tanah di Garut Ditambah 14 Hari

Media Indonesia • 8 May 2024 10:39

Garut: Pemerintah Kabupaten Garut, Jawa Barat, memperpanjang masa tanggap darurat bencana pergerakan tanah dan tanah longsor selama 14 hari ke depan. Keputusan itu dilakukan melalui evaluasi dalam rapat analisis dan evaluasi penanganan tanggap darurat di aula Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Garut.

Sekretaris Daerah Kabupaten Garut, Nurdin Yana, mengatakan, masa tanggap darurat bencana pergerakan tanah dan tanah longsor di wilayahnya diperpanjang guna melakukan langkah penanggulangan lebih lanjut. Keputusan diperpanjangnya tanggap darurat karena distribusi pekerjaan di lapangan yang belum merata sehingga dilanjutkan dengan tanggap darurat kedua.

"Kerusakan infrastruktur sebenarnya relatif lebih kecil dibandingkan dengan relokasi terkait dengan rumah. Relatif lebih kecil insyaallah itu sudah di-cover PUPR. Juga meminta ada jalan menuju tempat relokasi. Langkah teknis harus dilakukan oleh pihak terkait dalam menangani bencana longsor dan pergerakan tanah di Kecamatan Banjarwangi, Cisompet, dan Pakenjeng," katanya, Rabu. 8 Mei 2024.

Ia mengatakan, pergerakan tanah dan longsor di Kecamatan Banjarwangi, Cisompet, dan Pakenjeng agar ditingkatkan upaya penanggulangan bencana pada masa tanggap darurat. Karena ini sudah menjadi tanggung jawab pemerintah daerah untuk melakukannya pada masyarakat.

"Kami melihat persebaran pekerjaan di lapangan belum kita cover secara keseluruhan sehingga perlu perpanjangan tanggap darurat kedua dan berharap penanggulangan bencana yang dilaksanakan dapat berjalan dengan baik serta masyarakat bisa tertolong melalui kebijakan pemerintah dalam pelaksanaan kegiatan ini," ujarnya.
 

Baca juga: Pergerakan Tanah Meluas Pascagempa Garut, Belasan KK di Ciamis Mengungsi

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Garut, Aah Anwar Saifullah mengatakan, pergerakan tanah dan longsor telah dilakukan relolasi terhadap 70 unit rumah warga di antaranya 63 unit rumah dipindahkan ke tempat baru antara lain berada di Desa Talagajaya, Kecamatan Banjarwangi 15 rumah dan Desa Sukamulya Kecamatan Pakenjeng 48 rumah, untuk sisa rumah lainnya melakukan relokasi mandiri.

"Bencana hidrometeorologi berupa longsor dan pergerakan tanah mencapai Rp8 miliar termasuk kerusakan rumah, aset, dan hasil pertanian. Untuk relokasi terpusat nanti ke tempat yang sudah disiapkan dan kita semua harus pindah, kalau yang relokasi mandiri itu kita bantuan stimulan atau bantuan rumahnya karena tanahnya mereka sediakan sendiri," terang dia.

Menurutnya, upaya mitigasi bencana berupa relokasi dan edukasi kepada masyarakat akan melarang aktivitas pertanian di lahan dengan kemiringan curam termasuk memastikan penyediaan bantuan kepada korban bencana untuk mencegah kekurangan pangan, sandang, selama masa tanggap darurat. BPBD akan terus memantau serta melaksanakan penyerahan bantuan kepada para penyintas bencana alam agar warga di daerah tersebut tidak mengalami kekurangan pangan.

"Bagi masyarakat supaya tidak melakukan akvitas di lahan pertanian mulai sawah, kolam karena di tempat sekarang ini ada pergerakan tanah. Akan tetapi, untuk sandang mereka masih ada mungkin papan yang hilang tentu akan siapkan selama di pengungsian hingga terus bantu dengan dapur umum 14 hari ke depan," pungkasnya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Meilikhah)