Ilustrasi pariwisata Bali. Foto: Medcom.id
Ade Hapsari Lestarini • 8 September 2023 14:33
Jakarta: Industri pariwisata dan ekonomi kreatif Indonesia dinilai mulai pulih setelah pandemi. Namun demikian, terdapat perubahan besar yang terjadi pada industri tersebut setelah pandemi covid-19.
Menurut Direktur Utama PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney Dony Oskaria, pola berwisata masyarakat sebelum dan setelah pandemi tak jauh berbeda. Mereka tetap ingin melihat langsung dan berpengalaman di destinasi pariwisata yang ingin dikunjungi.
"Untuk itu, terdapat perubahan besar terkait bisnis industri pariwisata, saat ini tidak hanya mengandalkan promosi pariwisata saja (marketing based), namun juga dibarengi dengan pengembangan destinasi pariwisata (destination based)," jelas Dony saat berbicara dalam forum ASEAN Indo-Pacific Forum (AIPF), dilansir laman Kementerian BUMN, Jumat, 8 September 2023.
Kehadiran InJourney menjadi salah satu motor penggerak kebangkitan sektor aviasi dan pariwisata di Indonesia dengan memperkuat sinergi dan kolaborasi antar BUMN, pemerintah, dan swasta dalam misi pengembangan pariwisata Indonesia.
Dony menjelaskan, InJourney saat ini juga terlibat aktif dalam pengembangan dan aktivasi di destinasi pariwisata khususnya lima Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) seperti Labuan Bajo, Likupang, Borobudur, Danau Toba, dan Mandalika.
"Tourism destination development menjadi aspek sangat penting bagi industri pariwisata. Pengembangan destinasi pariwisata tidak bisa lepas dari connectivity, akomodasi, amenities, facilites, dan lainnya. Sehingga, untuk melakukan hal tersebut, kita tidak bisa berjalan sendiri tapi dibutuhkan kolaborasi antarsektor," papar Dony.
Baca juga: Kekayaan Alam dan Budaya Kunci Utama Pariwisata di Kawasan ASEAN