Ilustrasi. FOTO: Medcom
Angga Bratadharma • 24 July 2023 15:21
Jakarta: Gugatan pailit terhadap PT Bumi Merapi Energi (BME) viral di media sosial, bahkan tagarnya menduduki trending topik di Twitter. Viralnya hal itu karena perusahaan tambang batu bara tersebut dianggap belum ada niat baik untuk melunasi utang-utangnya dan kini sedang menghadapi gugatan PKPU.
Menanggapi hal tersebut, Pengamat Bisnis Digital Tuhu Nugraha menilai berita negatif memang lebih mudah viral dan menjadi perbincangan hangat warganet. Selain itu, Tuhu memandang, bahwa hal tersebut sangat berpengaruh terhadap kepercayaan investor.
"Jika telah viral tentu mencoreng iklim investasi di bisnis batu bara. Sehingga sebaiknya perusahaan tersebut menyelesaikan terlebih dahulu inti dari permasalahan, yakni utang perusahaan," kata Tuhu, dalam keterangan resminya, Senin, 24 Juli 2023.
"Misalnya dalam hal ini restrukturisasi utang, lalu berikutnya selamatkan reputasinya terutama di hadapan stakeholders terpenting misal regulator, investor, dan konsumen," tambah Tuhu.
Sementara itu, menurut Pakar Hukum Universitas Trisakti Abdul Fickar Hadjar, gugatan PKPU adalah hal yang wajib diwaspadai karena berpotensi dipailitkan. Karena itu, Fickar menilai, hakim dalam sidang PKPU nanti yang akan menentukan PT BME pailit atau tidak.
"Jadi yang dapat menilai gugatan ini sederhana atau tidak adalah majelis hakim dalam proses pembuktian. Bahkan debitur akan pailit dengan sendirinya tanpa proses hukum lagi ketika debitur tidak mampu melunasi utang-utangnya," ujar Fickar.
Menurutnya, sepanjang kurator dapat meregistrasi secara lengkap fakta utang debitur maka proses ini menjadi sederhana. "Pilihannya adalah program PKPU diterima dan dijalankan ada kemungkinan pembayaran utang bisa 100 persen, namun jika dipailitkan maka pembayaran secara proporsional persentase dari harta pailit," imbuhnya.
Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Yusuf Rendy Manilet turut menanggapi informasi bahwa PT BME merugi meskipun tren penjualan batu bara dalam beberapa waktu terakhir terbilang masih cukup tinggi.
"Meskipun trennya masih berada pada level yang cukup tinggi, namun jika dibandingkan dengan periode sebelumnya saya kira beberapa harga komoditas di tahun ini relatif lebih rendah," pungkas Yusuf.