IHSG. Foto: MI.
Arif Wicaksono • 17 July 2023 15:07
Jakarta: Kinerja IDX Composite (IHSG) dalam sepekan terakhir tercatat meningkat signifikan sebesar 2,28 persen ke level 6.869,57. Pendorong indeks dipicu oleh hampir seluruh kinerja sektor yang meningkat. Kinerja sektor tertinggi berasal dari kesehatan (6,00 persen), teknologi (naik 4,26 persen), properti (naik 3,67 persen), dan energi (naik 2,55 persen). Investor asing ke pasar saham tercatat net buy Rp1,18 triliun.
Melansir Riset Infovesta Utama, Senin, 17 Juli 2023, sentimen penggerak pasar dari domestik yakni penguatan mata uang rupiah sebesar 191 poin dalam sepekan dan disahkannya RUU Kesehatan menjadi undang-undang (UU). Peningkatan alokasi anggaran kesehatan dinilai pelaku pasar menjadi sentimen positif untuk emiten sektor kesehatan. Di sisi lain, rilis data survei tingkat keyakinan konsumen pada Juni tetap optimis meskipun mengalami penurunan poin (aktual 127,1 poin sebelumnya sebesar 128,3 poin).
Hal ini menandakan, tingkat consumer spending masyarakat tetap terjaga. Sementara dari global, rilis data inflasi tahunan AS turun lebih cepat dibandingkan periode sebelumnya (aktual tiga persen, sebelumnya empat persen, dan konsensus 3,1 persen).
Sedangkan dari Tiongkok, rilis data inflasi tahunan turun menjadi nol persen pada Juni dari 0,2 persen pada bulan sebelumnya (secara bulanan deflasi - 0,2 persen mom), serta kinerja ekspor dan impor secara tahunan terkontraksi masing-masing sebesar minus 12,4 persen yoy dan minus 6,8 persen yoy. Melihat rilis data terbaru dari Tiongkok, masih belum menandakan penguatan perekonomian setelah reopening Tiongkok.
Selain itu, pasar obligasi dalam sepekan terakhir, Infovesta Govt. Bond Index menguat tipis sebesar 0,06 persen. Indikator risiko pasar (CDS 5 years) turun ke level 81,72. Sentimen lanjutan dari domestik terutama monetary policy dari Bank Indonesia (BI) yang dianggap sudah tepat menjadi sentiment lanjutan pendorong pasar.
Sedangkan dari global, Inflasi AS yang turun lebih cepat meskipun masih belum mencapai target The Fed di level dua persen dan tingkat ketenagakerjaan AS yang masih kuat dengan data terbaru jumlah pengajuan tunjangan pengangguran turun 12 ribu mengonfirmasi pelaku pasar terhadap The Fed akan tetap menaikkan suku bunga 25 bps pada FOMC mendatang.
Dalam sepekan ke depan, pada pasar saham, investor dapat memanfaatkan momentum bullish-nya indeks. Investor diharapkan dapat memilih saham dengan valuasi saham yang tergolong masih rendah dan mempunyai prospek kinerja positif.
Sedangkan pada pasar obligasi, tren positif diperkirakan masih dapat berlanjut mengingat level inflasi domestik yang terus mengalami penurunan sehingga membuat real yield Indonesia semakin atraktif. Sedangkan khusus untuk investasi pada surat utang korporasi, investor diharapkan dapat mencermati rating dan sektor industri yang kuat serta perlu memperhatikan tenor dikarenakan semakin panjang tenor, maka risiko investasi semakin besar.