Evaluasi PBSI setelah Tim Bulu Tangkis Indonesia Keok di Perempat Final Asian Games 2022

Kabid Binpres PP PBSI Rionny Mainaky. (Foto: Dokumentasi Tim Media & Humas PBSI)

Asian Games 2022 - Bulu Tangkis

Evaluasi PBSI setelah Tim Bulu Tangkis Indonesia Keok di Perempat Final Asian Games 2022

Kautsar Halim • 30 September 2023 13:55

Jakarta: Timnas bulu tangkis putra dan putri Indonesia harus menelan pil pahit sama-sama tersingkir di perempat final Asian Games 2022. Itu terjadi setelah tim beregu putri kalah 0-3 dari Tiongkok, dan tim beregu putra takluk dari Korsel 1-3.

Menanggapi tren negatif tersebut, Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI Rionny Mainaky mengaku tidak puas, khususnya terhadapi tim beregu putra. Sebab, mereka dinilai unggul di atas kertas dari Korsel.

"Memang sangat disayangkan, kita tidak bisa melangkah ke babak selanjutnya. Terutama di beregu putra yang di atas kertas bisa melaju ke semifinal tapi kena tekanan yang tidak bisa diatasi," ungkap Rionny kepada Tim Humas dan Media PP PBSI.

"Pastinya kita tidak puas dengan hasil ini. Tapi, saya langsung meminta anak-anak untuk menjadikan ini sebagai pelajaran besar dan motivasi agar tidak terulang di nomor perorangan nanti," tambahnya.

Untuk beregu putri, Rionny menyebutkan bahwa para pemain Tiongkok memang lebih berpengalaman ketimbang Indonesia. Namun, Gregoria Mariska Tunjung, Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti, dan Putri Kusuma Wardani yang diturunkan saat itu dinilainya sudah berjuang keras. 

"Gregoria memang beban terlalu berat kalau saya lihat jadi kurang bisa bermain lepas. Dia juga merasa tidak puas dengan penampilannya," terang Rionny.

"Untuk Apri/Fadia dan Putri, mereka sudah berjuang. Walau kalah tapi ini harus menjadi keyakinan bahwa sebenarnya kemampuan mereka sudah seimbang, sudah satu level. Hanya kalah pengalaman," tambahnya.

Bergeser ke beregu putra, kelengahan dan kurang yakin saat bertanding dianggap Rionny sebagai faktor penyebab kekalahan Vito cs.

"Di beregu putra start kita sudah baik. Anthony (Sinisuka Ginting) bisa mengatasi tekanan di partai pertama. Fajar/Rian juga bermain apik di pembuka laga, sayang memang di gim kedua ada kesempatan-kesempatan untuk menyelesaikan pertandingan tapi malah terlalu terburu-buru," ujar Rionny.

"Bila mengambil peluang skor 2-0 terlebih dahulu, mungkin ceritanya bakal berbeda," tambahnya.

"Begitu juga dengan Leo/Daniel. Setelah unggul jauh, mereka malah memberi angin untuk lawan padahal lawan bermain tanpa beban. Kelengahan itu akhirnya membuat mainnya kurang yakin dan ragu-ragu," lanjut Rionny.

Menyoal Jonatan yang main di bawah performa terbaiknya, Rionny menyebut ada ketegangan di dalam dirinya. "Kalau Jonatan mungkin ada ketegangan," tukasnya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Kautsar)