Tanah longsor melanda kamp pengungsi Rohingya di Bangladesh, 27 Juli 2021. (AP/Shafiqur Rahman)
Marcheilla Ariesta • 14 August 2023 11:24
Chittagong: Sebanyak 55 orang tewas dan lebih dari satu juta lainnya terkena dampak hujan deras selama dua pekan yang menyebabkan banjir dan tanah longsor di Bangladesh bagian tenggara. Tercatat ada empat wilayah paling terdampak banjir dan tanah longsor, salah satunya adalah Cox's Bazar.
Sejak 1 Agustus, banjir dan tanah longsor telah menewaskan 21 orang di Cox's Bazar, 19 di Chittagong, 10 di Bandarban dan lima di Rangamati.
"Ini adalah hujan paling deras dalam beberapa tahun terakhir," kata kepala Departemen Meteorologi Bangladesh Azizur Rahman, dilansir dari AFP, Senin, 14 Agustus 2023.
Dia mengatakan, 312 mililiter curah hujan tercatat pada 7 Agustus saja.
Para pejabat mengatakan, hujan deras mengguyur wilayah itu hingga 11 Agustus, memicu banjir bandang yang menyebabkan sungai meluap dan menggenangi ratusan desa. Hanya mungkin untuk memastikan berapa banyak yang tewas setelah air banjir mulai surut.
Musim panas membawa Asia Selatan sekitar 80 persen dari curah hujan tahunannya, serta kematian dan kehancuran akibat banjir dan tanah longsor.
Curah hujan sulit diramalkan dan sangat bervariasi, tetapi para ilmuwan mengatakan perubahan iklim membuat musim hujan lebih kuat dan tidak menentu. Sementara penggundulan hutan dan pembangunan di lereng bukit telah memperburuk banjir bandang.
"Di Cox's Bazar sekitar 600.000 orang terkena dampak banjir," kata administrator distrik Shaheen Ibrahim kepada AFP.
Bangladesh adalah rumah bagi satu juta orang Rohingya yang melarikan diri dari tindakan keras militer di Myanmar dan sekarang tinggal di sekitar tiga lusin kamp yang dibangun di atas hutan yang telah dibuka dan lereng bukit di Cox's Bazar.
"Setidaknya 21 orang tewas," kata Ibrahim.
Komisaris Pengungsi Mizanur Rahman mengatakan empat orang Rohingya tewas, termasuk seorang anak dan ibunya yang terkubur di bawah tanah longsor.
"Kami telah memindahkan sekitar 2.000 orang ke tempat-tempat aman yang berisiko longsor di kamp-kamp tersebut," katanya.
Ratusan desa terendam banjir di Chittagong, kota terbesar kedua di Bangladesh dan rumah bagi pelabuhan terbesarnya, yang menurut penduduk merupakan salah satu banjir terparah dalam beberapa dasawarsa.
"Banjir merusak setidaknya 5.000 rumah jerami," kata administrator wilayah Abul Bashar Mohammed Fakhruzzaman.
"Setidaknya 19 orang tewas akibat banjir. Kami menemukan beberapa jenazah dari Sungai Sangu setelah air banjir surut dalam beberapa hari terakhir. Sekitar 450.000 orang terkena dampak banjir," lanjut dia.
Transportasi antara Chittagong dan Cox's Bazar terputus selama beberapa hari dan rel kereta api yang baru dibangun rusak. Hujan juga memicu banjir bandang besar di distrik perbukitan Bandarban, di mana administrator Shah Mujahid Uddin mengatakan sedikitnya 10 orang tewas.
Pihak berwenang Bangladesh telah mengirim makanan dan bantuan ke wilayah yang paling parah terkena dampak, kata Shahina Sultana, seorang pejabat senior pemerintah di wilayah Chattogram, nama baru untuk Chittagong. Tercatat, lima orang masih hilang.
"Pemerintah melakukan segala daya untuk mendukung rakyat," pungkas Sultana.