Ilustrasi. FOTO: Medcom.id
Tulungagung: Ancaman kian nyata meski lewat ruang digital. Doxing atau intimidasi pada sekelompok orang atau komunitas di ruang digital kini makin dikeluhkan banyak pihak. Aliansi Jurnalis Independen (AJI) menyebut sepanjang 2019 hingga 2020 intimidasi lewat internet pada jurnalis, bahkan sampai teror ancaman pembunuhan, terjadi berulang di banyak daerah.
"Ruang digital dengan segala kelebihan dan manfaatnya memang tak lepas dari risiko kejahatan. Kejahatan siber seperti phishing, doxing, ataupun scam, bisa mengincar siapapun dan kapan pun," ujar Wakil Ketua Relawan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Kabupaten Tulungagung Mochamad Ismanu Roziqi, dikutip dari keterangannya, Sabtu, 10 Juni 2023.
Roziqi menyampaikan hal itu saat menjadi narasumber dalam diskusi literasi digital yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Komminfo) bekerja sama dengan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Kabupaten Tulungagung secara chip in di acara bersih desa yang dihelat di Balai Desa Gesikan, Kecamatan Pakel, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur.
Selain Roziqi, diskusi luring bertajuk 'Mengenal Phising dan Doxing, Kejahatan Baru di Ruang Digital' itu juga menghadirkan dua narasumber lain yakni Dosen Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung (UIN SATU) Deny Yudiantoro dan konsultan IT Ary Sunaryo, serta Mohammad Noviyanto sebagai moderator.
Roziqi menambahkan untuk meminimalisir terjadinya doxing dan phising, masyarakat perlu mengenal kejahatan baru dunia maya tersebut. "Jurus penting agar tak terancam serangan doxing, phising atau scam yang kini menggila di ruang digital adalah dengan mengunci gembok pintu masuknya," ujar Roziqi.
Jurus antisipasi yang lain, lanjut Roziqi, jangan asal klik banyak rayuan dan tawaran serta informasi sesat yang makin gencar ditebar penjahat digital. Selain itu, agar data pribadi dan akun medsos aman maka jangan malas ganti PIN, dan bikin password akun pribadi dengan password yang kuat.
Bahkan, tambahnya, lebih baik dengan two factor authentication. "Jangan cuma padukan angka dan huruf yang rumit. Kalau perlu, lengkapi dengan pindai wajah," saran Roziqi.
Dari perspektif keamanan digital, Ary Sunaryo mengatakan, para penjahat siber suka menyerang dengan virus jahat seperti malware yang merusak dan mengintip isi data pribadi. Karena itu, ia membagi tips aman yang layak disimak.
"Biasakan mengganti secara kontinu antivirus yang update di semua perangkat digital kita. Tinggal download dan pasang sebagai penolak serangan pencurian data pribadi. Juga, jangan sembrono pakai wifi di ruang publik. Di banyak kasus, itu juga pintu masuk serangan phising," saran Ary.
Sementara itu, Deny Yudiantoro mengingatkan, phising dan doxing kini makin banyak menyasar pengguna digital di mana pun. Lewat teknik memancing, peretas menjebak untuk memperoleh data penting para pengguna secara tanpa sadar lewat jaringan internet.
"Jangan terkecoh hadiah gratis yang mempesona, juga semua yang terasa asing. Biasanya pakai manipulasi link resmi dengan nama yang aneh dan panjang. Kalau sampai telanjur, jangan isi datanya, abaikan. Jangan ikuti kemauan, kalau itu syarat cairnya hadiah ratusan juta. Itu modus phising," pungkas Deny.