Presiden Boneka Myanmar, Myint Swe Meninggal Dunia karena Sakit

Presiden boneka Myanmar, Myint Swe, meninggal dunia. Foto: Anadolu

Presiden Boneka Myanmar, Myint Swe Meninggal Dunia karena Sakit

Fajar Nugraha • 7 August 2025 15:18

Yangon: Presiden boneka Myanmar, Myint Swe, meninggal dunia setahun setelah menjalani cuti sakit. Myint Swe menjadi pemimpin Myanmar saat kudeta tahun 2021 melawan pemerintahan sipil terpilih dan langsung menyerahkan kekuasaan kepada militer.

"Presiden U Myint Swe meninggal dunia pukul 8.28 pagi ini," kata junta militer, seraya menambahkan bahwa pria berusia 74 tahun itu meninggal dunia di sebuah rumah sakit di ibu kota Naypyidaw.

"Dengan ini diumumkan bahwa pemakaman Presiden Sementara U Myint Swe akan digelar sebagai pemakaman kenegaraan,” ujar pihak Junta, seperti dikutip Channel News Asia, Kamis 7 Agustus 2025.

Media pemerintah melaporkan pada Rabu bahwa ia mengalami "penurunan berat badan, kehilangan nafsu makan, demam, dan penurunan fungsi kognitif" dan telah dirawat di unit perawatan intensif.

Ia menjadi presiden nominal setelah petahana Win Myint ditangkap selama kudeta bersama peraih Nobel dan pemimpin de facto, Aung San Suu Kyi. Mereka telah ditahan sejak saat itu.

Myanmar telah dilanda kekacauan sejak kudeta yang menjerumuskan negara Asia Tenggara itu ke dalam perang saudara. Militer berjuang untuk meredam pemberontakan dan dituduh melakukan kekejaman yang meluas, yang dibantahnya.

Myint Swe pernah menjabat sebagai wakil presiden di bawah sistem semi-sipil Myanmar sebelum menjadi presiden boneka.

Junta militer bergantung padanya untuk menandatangani dekrit dan memberikan legitimasi pada pemerintahannya. Ia diberi cuti sakit pada Juli tahun lalu, dan tugasnya diserahkan kepada panglima junta dan panglima angkatan bersenjata Min Aung Hlaing.

Min Aung Hlaing pekan lalu mengakhiri keadaan darurat nasional yang diumumkan saat pengambilalihan kekuasaan, dengan menggembar-gemborkan rencana pemilihan umum pada bulan Desember sebagai jalan keluar dari konflik yang melanda negara itu.

Langkah ini menyerahkan kekuasaan dari jabatan panglima angkatan bersenjata -,yang dijabat oleh Min Aung Hlaing,- kembali ke jabatan presiden—yang juga dijabat oleh Min Aung Hlaing.

Kelompok-kelompok oposisi telah berjanji untuk memboikot pemilu tersebut, sementara seorang pakar PBB pada bulan Juni menggambarkan latihan tersebut sebagai "kecurangan" yang dirancang untuk melegitimasi kelanjutan kekuasaan junta.

Tanggal pasti pemilu belum ditetapkan.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Fajar Nugraha)