Mengenal ARA dalam Saham: Keuntungan Maksimal Harian Investor

Ilustrasi. Foto: Freepik.

Mengenal ARA dalam Saham: Keuntungan Maksimal Harian Investor

Eko Nordiansyah • 26 September 2025 13:00

Jakarta: Bagi investor saham, memahami mekanisme ARA (Auto Reject Atas) merupakan kunci untuk mengoptimalkan potensi keuntungan dalam perdagangan harian. Berikut penjelasan mendalam tentang ARA dan kaitannya dengan ARB, dilansir dari laman RHB dan OCBC.

ARA merupakan batas maksimal kenaikan harga saham dalam satu hari perdagangan yang ditetapkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI). Jika harga saham menyentuh level ARA, sistem otomatis akan menolak order pembelian di atas batas tersebut.

Sebagai contoh, saham dengan harga penutupan Rp4.000 memiliki batas ARA sebesar 25 persen. Dengan begitu, maksimal kenaikan harga esok harinya hanya sampai Rp5.000.

Perbedaan dengan ARB

ARA berbeda dengan ARB (Auto Reject Bawah). Jika ARA membatasi kenaikan harga, maka ARB berfungsi membatasi penurunan harga saham agar tidak terlalu dalam.

ARA bisa diibaratkan sebagai plafon ruangan (batas atas), sementara ARB sebagai lantai dasar (batas bawah).
 

Baca juga: 

IHSG Diprediksi Rebound, Simak 6 Rekomendasi Saham Ini



(Ilustrasi. Foto: Dok Metrotvnews.com)

Batasan ARA

Pada Maret 2020 lalu, Bursa Efek Indonesia (BEI) mengeluarkan keputusan direksi No. Kep-00023/BEI/03-2020 yang mengatur Batasan ARA suatu saham. Batas ARA sendiri ditentukan berdasarkan kelas harga saham.

Untuk saham dengan harga Rp50 hingga Rp200, batas ARA adalah 35 persen. Saham dengan harga Rp200 hingga Rp5.000 memiliki batas 25 persen, sementara saham dengan harga di atas Rp5.000 dibatasi maksimal 20 persen.

Manfaat dan strategi

Bagi investor, mekanisme ARA memberikan sejumlah manfaat. Pertama, sebagai proteksi risiko karena mencegah pembelian di harga terlalu tinggi sekaligus menjadi sinyal untuk mengambil keuntungan.

Kedua, peluang trading karena saham yang mendekati ARA berpotensi memberikan profit harian dan bisa dijadikan acuan target harga jangka pendek. Ketiga, dari sisi analisis teknikal, level ARA sering dianggap sebagai resistance psikologis yang membantu mengidentifikasi pola breakout.

Strategi menghadapi saham yang menyentuh ARA dapat dilakukan dengan mengambil keuntungan sebagian saat harga mendekati level tersebut, menunggu konfirmasi breakout dengan memperhatikan volume perdagangan, serta menghindari fenomena FOMO atau terburu-buru membeli tanpa analisis mendalam.

Saham yang sering mencapai ARA umumnya memiliki likuiditas tinggi dan momentum kuat, meski investor tetap disarankan memperhatikan fundamental perusahaan.

Mekanisme ARA diciptakan untuk menjaga stabilitas pasar, melindungi investor dari volatilitas ekstrem, dan memberikan batasan yang jelas dalam aktivitas trading.

Dengan memahami konsep ARA serta perbedaannya dengan ARB, investor dapat lebih percaya diri dalam mengambil keputusan harian, terlebih jika dikombinasikan dengan analisis teknikal dan fundamental yang matang. (Muhammad Adyatma Damardjati)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Eko Nordiansyah)