Inovasi Peternakan untuk Ketahanan Pangan Indonesia

Pakar peternakan Yosep Purnama. Istimewa

Inovasi Peternakan untuk Ketahanan Pangan Indonesia

Al Abrar • 20 November 2025 18:33

Jakarta: Sektor peternakan terus memainkan peran strategis dalam memperkuat ketahanan pangan nasional, terutama di tengah meningkatnya kebutuhan protein hewani dan pelaksanaan program prioritas pemerintah seperti Makan Bergizi Gratis (MBG).

Penguatan sektor ini tak lepas dari kontribusi para pelaku yang konsisten mendorong inovasi, salah satunya Yosep Purnama.

Yosep merupakan pakar peternakan dengan pengalaman lebih dari 15 tahun di bidang pengembangan komunitas berbasis peternakan, perikanan, dan nutrisi pakan lokal. Ia adalah Founder PT Tumuwuh Persada Utama dan Lamb ID, perusahaan yang berfokus pada efisiensi serta kemandirian pakan nasional.

Sebelumnya, Yosep mendirikan Leles Lestari Foundation di Garut, Jawa Barat, yang sejak 1999 aktif memberdayakan peternak melalui penyediaan pakan mandiri, pendidikan komunitas, biokonversi limbah makanan berbasis maggot, hingga optimalisasi limbah pertanian untuk meningkatkan produktivitas sapi perah.

Yosep menilai industri peternakan Indonesia memiliki potensi besar. Pasar pakan ternak diproyeksikan menembus USD12,5 miliar pada 2033, dengan pertumbuhan rata-rata 4,15 persen per tahun pada periode 2025–2033. Adapun sektor peternakan secara umum diprediksi tumbuh 5,74 persen setiap tahun hingga 2027.

“Ketahanan pangan bukan hanya soal kebutuhan hari ini, tetapi memastikan generasi mendatang tumbuh dengan gizi lebih baik. Indonesia punya potensi besar untuk mandiri. Tugas kita adalah mengolahnya dengan ilmu, inovasi, dan keberpihakan kepada peternak,” ujar Yosep dalam keterangannya, Kamis, 20 November 2025.

Di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, ketahanan pangan ditempatkan sebagai prioritas utama melalui program Makan Bergizi Gratis. Sejak diluncurkan pada 2025, program ini telah menyalurkan lebih dari 1,4 miliar porsi makanan bergizi kepada 36,2 juta penerima manfaat, termasuk pelajar, ibu hamil, dan kelompok rentan. Dengan anggaran USD 4,4 miliar, program tersebut tidak hanya meningkatkan konsumsi protein nasional, tetapi juga memperkuat produksi susu dan produk hewani dalam negeri.

Melalui pembinaan sejumlah peternak sapi perah mencatat peningkatan produksi susu segar hingga tujuh liter per ekor per hari, dengan pendapatan yang meningkat tiga kali lipat.

“Dengan kebijakan Presiden Prabowo yang berpihak pada ketahanan pangan, kita tidak hanya menyalurkan makanan bergizi, tetapi juga mendorong produksi hewani dalam negeri agar lebih mandiri dan berdaya saing,” lanjut Yosep.

Pihaknya kini menjadi mitra strategis pemerintah dalam memperkuat ekosistem pangan nasional. Keduanya berkomitmen pada praktik peternakan berkelanjutan, mulai dari pengurangan limbah pertanian, peningkatan keamanan pangan, hingga pemberdayaan komunitas peternak di berbagai daerah. Upaya tersebut berkontribusi langsung pada peningkatan produksi protein hewani nasional yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Al Abrar)