Harga Emas Stabil, tapi Investor Masih Waspadai Hal Ini

Ilustrasi. Foto: Freepik.

Harga Emas Stabil, tapi Investor Masih Waspadai Hal Ini

Eko Nordiansyah • 11 June 2025 12:08

Jakarta: Harga emas dunia (XAU/USD) diperdagangkan stabil dengan kecenderungan menguat tipis tercatat berada di kisaran USD3.328 atau naik sekitar 0,10 persen pada Rabu, 11 Juni 2025, melanjutkan pemulihannya dari level terendah harian di sekitar USD3.300.

Analis Dupoin Futures Indonesia Andy Nugraha mengatakan, pergerakan ini mencerminkan respons pasar terhadap dua faktor dominan, perkembangan positif dalam perundingan perdagangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok, serta tekanan dari penguatan dolar AS yang membatasi ruang kenaikan lebih lanjut.

Dalam analisanya, Andy menjelaskan struktur candlestick dan pergerakan indikator Moving Average menunjukkan bahwa tren bearish yang sempat mendominasi kini mulai melemah. Ini menandakan peluang teknikal bagi XAU/USD untuk mengalami rebound dalam jangka pendek

"Terlebih jika didukung sentimen pasar yang lebih positif. Namun, konsolidasi harga masih bisa berlanjut dalam formasi sideways selama belum ada pemicu fundamental yang benar-benar kuat," ujar dia dalam keterangan tertulisnya.

Andy memperkirakan jika tekanan jual tetap mendominasi, maka XAU/USD berpotensi turun ke level support berikutnya di sekitar USD3.294. Namun, apabila emas mampu mempertahankan level saat ini dan memperoleh dorongan dari sentimen risk-off atau pelemahan dolar, maka potensi kenaikan terdekat berada di area USD3.345 sebagai resistance awal.
 

Baca juga: 

Kompak Naik, Segini Harga Emas di Pegadaian



(Ilustrasi. Foto: Dok Bappebti)

Sentimen fundamental terhadap emas positif

Suasana pasar relatif kondusif setelah serangkaian pertemuan dagang tingkat tinggi antara pejabat AS dan Tiongkok di London. Menteri Keuangan AS Scott Bessent, Perwakilan Perdagangan Jamieson Greer, dan Menteri Perdagangan Howard Lutnick telah melanjutkan diskusi dengan Wakil Perdana Menteri China, He Lifeng, untuk hari kedua secara berturut-turut.

Pernyataan tambahan dari pejabat ekonomi AS, termasuk Kevin Hassett dari Dewan Ekonomi Nasional, dan Presiden Donald Trump sendiri, yang menyebut adanya “laporan baik” dari meja perundingan, semakin meningkatkan selera risiko di pasar global. Di satu sisi, kabar ini menopang pasar ekuitas, namun juga membatasi pelarian modal ke aset safe haven seperti emas.

Namun, tekanan terhadap emas belum sepenuhnya hilang. Data terbaru dari Administrasi Umum Bea Cukai Tiongkok menunjukkan bahwa ekspor Tiongkok ke AS mengalami penurunan tajam sebesar 35 persen YoY pada Mei.

Meski data ini mencerminkan pelemahan ekonomi, pasar menafsirkan hal ini sebagai katalis bagi tercapainya konsensus yang lebih cepat antar kedua negara dalam memperbaiki arus perdagangan. Selain itu, ekspektasi bahwa Tiongkok akan merilis bahan langka dalam volume besar dipandang sebagai langkah proaktif untuk mengurangi ketegangan rantai pasokan global.

"Secara keseluruhan, hari ini XAU/USD kemungkinan akan tetap berada dalam kisaran sempit dengan kecenderungan menguat moderat. Arah pergerakan selanjutnya akan sangat bergantung pada hasil lanjutan dari perundingan dagang dan arah dolar AS," ungkap dia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Eko Nordiansyah)