Perjuangan Penjual Gorengan ke Tanah Suci, Berhaji dengan Seribu Rupiah

Nurul Hasanah, seorang penjual gorengan keliling, bersama sang suami, Muhammad Latif, usai menunaikan ibadah haji. (Dok: Humas PPIH Surabaya)

Perjuangan Penjual Gorengan ke Tanah Suci, Berhaji dengan Seribu Rupiah

Amaluddin • 19 June 2025 16:41

Surabaya: Kisah haru penuh keteguhan hati datang dari pasangan asal Desa Banasare, Kecamatan Rubaru, Kabupaten Sumenep, Madura. Nurul Hasanah, 58, seorang penjual gorengan keliling, berhasil menunaikan ibadah haji bersama sang suami tercinta, Muhammad Latif, 60, meski sempat hanya memiliki uang Rp1.000 menjelang keberangkatan.

“Saya tidak menyangka bisa berangkat haji dengan kondisi seperti ini. Tapi ini adalah takdir terbaik dari Allah SWT,” kata Nurul, setibanya dari Tanah Suci di Asrama Haji Surabaya, Kamis, 19 Juni 2025.

Pasangan ini telah mendaftar haji sejak tahun 2012. Saat itu, kondisi mereka masih jauh berbeda. Muhammad Latif tengah meraih kesuksesan sebagai pengusaha jual beli rumah di Malaysia, setelah merantau sejak 2004. 

Namun, tahun 2015 menjadi titik balik dalam hidup mereka. Muhammad terkena serangan stroke hebat hingga harus menjalani operasi besar akibat pecahnya pembuluh darah di otak.

“Saya sempat koma 15 hari. Biaya operasi kalau dihitung-hitung mencapai 500 juta rupiah, semuanya kami tanggung sendiri,” ujarnya.

Sejak sang suami lumpuh dan tak lagi bisa bekerja, Nurul mengambil alih peran sebagai tulang punggung keluarga. Ia berjualan gorengan keliling seperti ote-ote dan pisang goreng dengan keuntungan harian rata-rata hanya Rp20 ribu.

“Kalau ada acara hajatan, saya tambah jualan rujak. Alhamdulillah bisa dapat lebih,” katanya.

Dengan pendapatan pas-pasan itu, Nurul tetap tekun menyisihkan demi melunasi biaya haji mereka berdua. Namun menjelang keberangkatan, tabungan benar-benar habis. “Dua hari sebelum berangkat, kami hanya punya uang seribu rupiah,” kenangnya.

Keajaiban datang melalui tangan-tangan tetangga dan keluarga yang menyumbangkan uang saku untuk bekal mereka. “Allah kirimkan pertolongan lewat orang-orang baik,” ujarnya.

Nurul hanya memohon satu hal selama di Makkah dan Madinah, ampunan dosa bagi dirinya dan keluarganya. Di Tanah Suci, Nurul dengan sabar mendorong kursi roda suaminya. Ia menyewa jasa dorong resmi untuk tawaf, namun tetap berusaha mandiri saat ibadah di Armuzna. 

"Alhamdulillah saya masih kuat dorong sendiri. Kami sehat, hanya batuk pilek biasa,” katanya.

Rombongan bus yang membawa Nurul dan suami pulang ke Sumenep berangkat dari Asrama Haji Surabaya sekitar pukul 02.00 dini hari. Mereka kembali membawa kenangan suci, dan kisah ketabahan yang akan selalu menginspirasi.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Lukman Diah Sari)