Surplus Neraca Dagang RI Menyusut Jadi Rp51 Triliun

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti. Foto

Surplus Neraca Dagang RI Menyusut Jadi Rp51 Triliun

Insi Nantika Jelita • 17 March 2025 15:21

Jakarta: Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti mengungkapkan neraca perdagangan barang Indonesia kembali mengalami surplus sebesar USD3,12 miliar atau senilai Rp51,07 triliun pada Februari 2025. Namun, angka ini lebih rendah dibandingkan dengan surplus pada bulan sebelumnya yang mencapai USD3,49 miliar.

"Pada Februari 2025 surplus neraca perdagangan turun sebesar USD0,38 miliar secara bulanan," ungkap Amalia dalam konferensi pers Rilis BPS secara daring, Senin, 17 Maret 2025.

Secara kumulatif, neraca perdagangan Indonesia selama periode Januari sampai dengan Februari 2025 mencapai USD6,61 miliar. Neraca perdagangan Indonesia mencatatkan surplus selama 58 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.

Surplus pada Februari 2025 lebih ditopang dari surplus sektor nonmigas yang sebesar USD4,84 miliar. Komoditas penyumbang surplus utama ialah  lemak dan minyak hewan nabati (HS15), kemudian bahan bakar mineral (HS27), serta besi dan baja (HS72). Pada saat yang sama, neraca perdagangan komoditas migas tercatat defisit USD1,72 miliar.

"Ini utamanya berasal dari defisit hasil minyak maupun minyak mentah," jelas Amalia.
 

Baca juga: Februari 2025, Ekspor Indonesia Melonjak 2,58%


(Aktivitas perdagangan internasional. Foto: Medcom.id)
 

Defisit perdagangan RI dengan Tiongkok capai USD1,76 miliar


Sementara itu, lanjut Amalia, Indonesia mengalami defisit perdagangan dengan tiga yang terbesar. Yakni, dengan Tiongkok defisit sebesar USD1,76 miliar, dengan Australia sebesar USD430 juta dan dengan Brasil mengalami defisit sebesar USD170 juta.

Selanjutnya, Amalia menerangkan untuk komoditas penyumbang defisit terbesar dengan Tiongkok utamanya adalah mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya, lalu mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya, dan juga kendaraan dan bagiannya.

Dengan Australia, Indonesia mengalami defisit perdagangan disumbang komoditas bahan bakar mineral, terutama batu bara, bijih logam terak dan abu, dan serealia.

"Berikutnya, dengan Brazil. Defisit perdagangan terutama disumbang oleh ampas dan sisa industri makanan, terutama untuk pakan ternak, kemudian kapas, dan juga gula," terang Amalia.

Kendati demikian, BPS mencatat neraca perdagangan Indonesia pada Januari-Februari 2025 mengalami kenaikan sebesar USD3,78 miliar dibandingkan periode yang sama di tahun lalu. Surplus pada periode ini ditopang oleh komoditas nonmigas yang memberikan kontribusi sebesar USD9,76 miliar.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Husen Miftahudin)